Melek Cinta - Bebas Drama - Pacaran itu butuh kematangan secara emosional

Pacaran itu butuh kematangan secara emosional

blog edukasi cinta - curhat cinta online gratis
Perkaya wawasan kamu semua hal tentang keintiman dalam hubungan romantis, termasuk isu bercinta. Follow Google News Melek Cinta

Mengapa pacaran itu butuh kematangan secara emosional karena menyangkut dua isi kepala yang berbeda antara satu sama lainnya, artinya ada dua pola pikir, dua pola rasa, dua pola sikap, dua pola perilaku, dua pola kebiasaan dan dua pola asuh yang berbeda satu sama lainnya.

Pacaran tanpa diikuti dengan kematangan emosi sering dijumpai kasus kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya, baik itu secara fisik, psikis, verbal maupun seksual. Kasus kekerasan dalam pacaran bisa terjadi pada siapa pun, terutama apabila pacar memiliki kebiasaan ada kecenderungan apa-apa selalu memakai ancaman kekerasan kepada pacarnya.

Namun ancaman kekerasan yang dilakukan oleh pacar tidak bisa dijadikan dasar untuk menggeneralisasi kasus karena kasus satu sama lainnya tidak bisa dibuat satu kesimpulan yang sama “apa motifnya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut”, kalau kita menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh pacar ada baiknya dijadikan momentum evaluasi hubungannya.

Apakah hubungan yang kita jalani belakangan ini masih sehat atau sudah tidak sehat lagi? momentum evaluasi hubungannya dibutuhkan untuk keperluan jangka panjang, artinya di sini kita berbicara mengenai kualitas pribadi, kematangan emosi, inteligensia dan ketrampilan sosial pacar maupun kita dalam menjalani hubungannya.

Pacaran itu butuh kematangan secara emosional karena ini menyangkut dua isi kepala yang berbeda satu sama lainnya agar tidak terjebak dengan gaya pacaran yang tidak sehat

Seseorang untuk menjadi seorang pasangan harus melewati tahapan penyaring, mulai dari proses suka sama suka lalu dilanjutkan ke proses pendekatan (PDKT), ingin mengenal lebih jauh lagi lewat proses pengenalan (masa pacaran), jika terjadi kesamaan visi misi dibawa oleh keduanya menuju kesepakatan keseriusan hubungannya (menikah).

Apakah pacar ada kecenderungan melakukan tindakan kekerasan, perhatikan saja ketika masa pacaran bagaimana sikap pacar dalam menghadapi pressure yang begitu berat di dalam hubungannya, apakah pacar mengedepankan kejernihan pola pikir dan pola rasa ataukah mengedepankan sikap emosional yang langsung diperlihatkan dirinya seperti menyalahkan, marah-marah tidak jelas sampai perilaku ke arah fisik.

Jangan terjebak di masa pacaran hanya mengutamakan hal-hal yang indah-indah saja, manis-manis saja atau romantis-romantis saja sehingga melalaikan untuk mengenal lebih jauh bagaimana sikap dan kebiasaan pacar seperti apa orangnya. Gunakan masa pacaran sebagai uji kecakapan berkala untuk melihat sampai di manakah tingkat kematangan emosi pacar, terutama kalau ada konflik yang muncul.

kalau kita mau pacaran harus diikuti dengan kematangan emosi sebagai syarat wajibnya, kenapa? pacaran itu butuh kematangan secara emosional karena kita menjalin hubungan dengan anaknya orang. Berarti ada aturan-aturan yang mengikutinya, baik itu secara tertulis maupun tidak tertulis yang di belakangnya ada bentuk sebuah perasaan “kebahagiaan atau sakit hati”.

Pacaran itu butuh kematangan secara emosional ada tiga hal syarat wajib yang harus diperhatikan apabila kita berani menjalin hubungan cinta dengan seseorang:

1. Standar penilaian saat proses PDKT.
Di sinilah pokok pentingnya kalau proses PDKT-nya sudah salah, ketika memasuki proses pacaran juga akan salah “banyak galaunya dan banyak dramanya”. Pentingnya untuk meningkatkan kualitas PDKT sebagai gerbang pintu masuk proses pengenalan yang mengasyikkan ke depannya, ada baiknya singkirkan orang-orang yang tidak memiliki niat dan tujuan yang jelas ke depannya untuk apa pacaran atau pun orang-orang yang masih bingung dengan dirinya sendiri “masih ingin main-main dulu”.

2. Uji kecakapan berkala saat masa pacaran.
Tetap berupaya terus-menerus tiap waktunya mengenal lebih jauh bagaimana sikap dan kebiasaan pacar seperti apa orangnya, apakah visi misinya masih tetap sama atau sudah berubah, sampai kapan ikatan pacaran ini dibawa ke level lebih lanjut menuju ikatan kejelasan dan kepastian hubungannya (menikah).

Kalau ternyata pacar tidak ada kejelasan dan kepastian hubungannya itu sama saja ibaratnya kita digantungkan hubungannya lebih baik minta putus daripada menghabiskan waktu, usia, tenaga, pikiran dan biaya untuk sesuatu hal yang sia-sia belaka, terutama perempuan memiliki keterbatasan waktu dalam hal usia.

3. Analisis kapasitas mental dalam menghadapi tekanan saat masa pacaran.
Pokok penting lainnya adalah kapasitas mental pacar yang kondisinya jelas berbeda dengan kita, baik itu faktor dari luar maupun dari dalam yang bisa mempengaruhinya. Kata lainnya bagaimana kapasitas mental kita maupun pacar dalam menjalani hubungannya, terutama sikap dalam menghadapi pressure yang begitu berat.

Apakah kita maupun pacar dalam mencari jalan keluarnya mengedepankan kejernihan pola pikir dan pola rasa secara bersama-sama ataukah kita maupun pacar mencari jalan keluarnya mengedepankan sikap yang emosional, misalnya langsung meninggalkannya, menyalahkannya, menghilang tanpa kabar, marah-marah tidak jelas, mendiamkannya atau sejenisnya.

Tiga hal syarat wajib tersebut kelihatannya berat untuk dijalani dan membutuhkan waktu, pikira maupun tenaga yang tidak sedikit jumlahnya tetapi kalau kita menginginkan untuk membangun kualitas keromantisan hubungan cinta yang sehat ke depannya itu wajib kita terapkan di dalam hubungannya.

Apalagi situasi pacaran saat ini dari perkembangan kondisi sosial ekonomi maupun gaya hidup semakin hari semakin meningkatkan kerentanan ikatan hubungannya yang berasal dari perubahan emosi maupun faktor pemicu terjadinya tindakan kekerasan dalam pacaran, baik itu secara fisik, psikis, verbal dan seksual.

Contohnya cowoknya mengajak ceweknya berhubungan badan di luar nikah dengan mengumbar janji-janji setia selamanya dan mau bertanggung jawab dengan menikahi ceweknya, kalau ceweknya menolaknya maka si cowok mengancam dengan perkataan tidak cinta lagi, tidak mau berjanji menikahinya, setia bersamanya bahkan parahnya ceweknya dipukul atau ditampar sampai dilukai.

Contoh lainnya ceweknya menuntut minta sejumlah uang tertentu tiap bulannya kepada cowoknya dengan janji akan setia selamanya dan cinta mati kepada cowoknya, kalau cowoknya menolaknya maka si cewek mengancam dengan perkataan tidak sayang lagi, tidak pengertian, tidak peka bahkan parahnya mengeluarkan kata-kata yang bisa melukai harga diri cowoknya.

Kesimpulan pacaran itu butuh kematangan secara emosional:

Pacaran menyangkut dua isi kepala yang berbeda, artinya ada dua pola asuh, ada dua pola pikir dan dua pola kebiasaan yang berbeda-beda. Menjalani pacaran tetap diperlukan momentum evaluasi hubungannya karena ini berkaitan dengan kualitas pribadi, kematangan emosi, inteligensia dan ketrampilan sosial kita maupun pacar dalam menjalani hubungannya.

Istilahnya kita jangan terjebak di masa pacaran hanya mengutamakan hal-hal yang indah-indah saja atau manis-manis saja, akhirnya melalaikan untuk mengenal lebih jauh seperti apa pacar orangnya. Gunakan masa pacaran sebagai uji kecakapan berkala untuk melihat tingkat kematangan emosi pacar, terutama kalau ada konflik yang muncul.

Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca pacaran itu butuh kematangan secara emosional, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.