Menikah Bukan Solusi Masalah Hidupmu (3 Alasan Melek Cinta)

melek cinta - psikologi cinta

Menikah bukan solusi masalah hidupmu. Kamu capek kerja, kuliah bikin stres, tidak mau kesepian, atau biar ada yang rawat. Maka menikah solusinya, hidupmu otomatis membaik dan kamu pun bahagia. Menikah bukan otomatis bikin hidupmu jadi lebih mudah.

Ijab Kabul Selesai, Hidup Otomatis Membaik

Ada pernyataan semacam ‘joke nasional’ di kalangan muda Indonesia dari zaman saya kuliah dulu hingga sekarang ini. Entah itu diucapkan serius atau sambil bercanda.

“Duh, aku capek kerja. Pengin nikah aja!” atau “Kuliah bikin stres kayaknya mending nikah deh!”

Kamu terdengar akrab sama kalimat di atas? Mungkin kamu pernah mengucap kalimat itu atau pernah dengar saat kumpul bareng teman-temanmu. Lucu ya, kalau didengar. Tapi kalimat itu sebenarnya mengandung banyak masalah.

Masalah dari tekanan hidup, burnout kehidupan, dan krisis eksistensial ala generasi muda. Contohnya tuntutan akademik, karier, dan ekspektasi sosial. Hingga banyak menganggap menikah sebagai pintu keluar dari segala beban.

Seolah begitu ijab kabul selesai dan cincin melingkar di jari manis, maka hidup otomatis membaik. Dengan menikah otomatis bikin hidup jadi lebih mudah. Benarkah begitu?

Baca juga: 5 Alasan yang Salah Untuk Menikah Menurut Melek Cinta

Menikah Itu Sakral Bukan Cara Instan Untuk Bahagia

menikah bukan solusi masalah hidup - melek cinta - psikologi cinta

Menikah bukan ‘jalan ninja’ untuk kabur dari realita hidup. Menikah bukan otomatis bikin hidupmu jadi lebih mudah. Menikah bukan solusi masalah hidupmu agar cepat selesai.

Jika niatmu menikah sebagai tempat pelarian, maka pernikahan justru berubah menjadi jebakan baru yang lebih rumit dan menyakitkan. Yang efeknya bukan hanya kamu dan pasangan yang merasakan saja, tapi juga anak-anakmu yang lahir dari pernikahan itu.

Sejatinya, pernikahan itu pertemuan dua manusia dengan latar belakang, luka masa lalu, dan harapan yang berbeda. Oleh sebab itu, pernikahan harus dibangun lewat komunikasi yang jujur, komitmen yang matang, dan cinta kasih yang dewasa antar kedua pasangan.

Kalau niat kamu menikah karena ‘lelah hidup sendiri’ bukan untuk siap berbagi dan bertumbuh bersama, maka kamu lagi menggiring dirimu masuk ke dalam ruang yang gelap.

Istilahnya, kamu menikah malah membuat dan menambah masalah yang baru. Menikah bukan solusi masalah hidupmu cepat selesai, lalu hidupmu berubah jadi lebih baik.

Baca juga: Viral Tren Marriage Is Scary Efek Monkey Mind (3 Alasan)

Menikah Bisa Menyelesaikan Semua Masalah (Obat Segala Luka)

menikah bukan solusi masalah hidup - melek cinta - psikologi cinta

Pola pikir menikah dapat menyelesaikan semua masalah bukanlah sesuatu yang baru. Lihat saja cara masyarakat menangani Kehamilan Tidak Direncanakan (KTD). Solusi instannya dengan cara menikahkan mereka.

Solusi ini kerap tidak peduli pada kesiapan fisik, mental, atau ekonomi dari dua anak yang disuruh tiba-tiba jadi pasangan suami istri dan orang tua.

Ambil saja contohnya, permohonan dispensasi kawin di Indramayu, Jawa Barat. Kasus perkawinan anak mencapai ratusan perkara setiap tahunnya. Pengadilan Agama menerima 654 permohonan dispensasi kawin pada 2021.

Tahun selanjutnya (2022) mencatat 574 kasus dispensasi kawin, lalu 2023 jumlah permohonan dispensasi kawin menurun menjadi 514 kasus. Pada 2024 dari Januari hingga 2 Desember, Pengadilan Agama setempat menerima 332 kasus dispensasi kawin.

Tingginya kasus dispensasi kawin anak di Indramayu karena masih kuatnya normal sosial tradisional dan minimnya pengetahuan soal kesehatan reproduksi. Anak perempuan yang hamil di luar nikah harus segera dinikahkan demi jaga nama baik keluarga.

Anak-anak yang terlibat hamil di luar nikah. Setelah menikah biasanya perempuan yang dikeluarkan dari sekolah. Seolah-olah anak perempuan sebagai satu-satunya pihak yang harus menanggung beban berat ini. Sedangkan anak laki-laki tetap lanjut sekolah dan hidup terus jalan.

Selain hamil di luar nikah sebagai penyebab permohonan dispensasi kawin. Paksaan dari orang tua juga membuat anak terpaksa menikah muda. Contohnya, orang tua menganggap pernikahan anak sebagai solusi untuk meringankan beban ekonomi keluarga.

Selain faktor ekonomi juga kuatnya pemahaman masyarakat.

“Lebih baik dinikahkan daripada anak berzina!”

Anggapan daripada anak berzina lebih baik dinikahkan perlu juga diluruskan. Seharusnya lebih baik tidak berzina dengan banyak lakukan kegiatan positif bukan malah dinikahkan.

Apakah itu solusi? Ataukah itu cuma cara cepat untuk mengusir masalah, seperti menyapu semua kotoran ke bawah karpet agar lantai langsung terlihat bersih?

Menikah itu seharusnya membawa kebaikan dan kebahagiaan bukan malah sebaliknya. Menikah bukan otomatis bikin hidupmu jadi lebih mudah karena menikah bukan solusi masalah hidupmu cepat selesai.

Baca juga: Luna Maya Menikah Bukan Pernikahan Cinderella ( Ini 2 Alasan)

Belum Menikah Hidupmu Belum Utuh (Obsesi Pernikahan)

menikah bukan solusi masalah hidup - melek cinta - psikologi cinta

Kenapa banyak yang percaya menikah adalah kunci segala kebahagiaan? Ini terbentuk dari keyakinan sosial yang menyebutkan, bahwa hubungan romantis yang monogami dan jangka panjang merupakan bentuk hubungan paling ideal, normal, dan berharga.

Keyakinan sosial itu disebut ‘Amatonormativitas” oleh Elizabeth Brake. Amatonormativitas adalah asumsi budaya yang mengatakan setiap orang menginginkan dan membutuhkan hubungan romantis yang eksklusif.

Dengan kata lain, hubungan monogami jangka panjang sebagai satu-satunya jalan menuju kehidupan yang memuaskan. Jadi tidak heran, sejak kecil kamu selalu dicekoki pesan, ‘Hidupmu belum lengkap sebelum menikah!’

Lihat saja budaya pop dari serial TV hingga film drama romantis. Hampir semua karakter utama perempuan seperti ‘menemukan kebahagiaan sejati’ saat berhasil menikah.

Contohnya saja, The Nanny sampai Sex and The City. Ending yang bahagia selalu identik dengan gaun putih dan pelaminan. Sedangkan untuk generasi muda sekarang, maka pesan itu dikemas lebih modern.

Ambil saja contohnya, ada kampanye menikah muda yang viral di media sosial, lalu ada ajang cari jodoh di TV juga streaming Netflix. Hingga royal wedding yang tayang di TV seperti kamu menonton konser.

Semua budaya pop modern ingin menyampaikan pesan yang sama, “Tanpa menikah, maka hidupmu belum utuh!”

Baca juga: Menikah Sesuai Kemampuan daripada Memaksakan Diri Berutang

Yang Tersakiti dari Pola Pikir Menikah Itu Solusi

menikah bukan solusi masalah hidup - melek cinta - psikologi cinta

Dampak negatif akibat pola pikir menikah itu solusi instan untuk bahagia adalah perempuan yang paling dirugikan. Narasi perempuan yang utuh dan sempurna adalah menikah tepat waktu, lalu punya anak.

Sedangkan perempuan yang belum menikah di usia tertentu, apalagi usia 30-an lebih. Maka perempuan itu langsung dilabeli perawan tua, telat menikah, pilih-pilih, atau perempuan yang gagal.

Ini termasuk perempuan yang pilih bercerai karena alasan suami suka melakukan KDRT juga dapat sigma. Perempuan ini dianggap gagal pertahankan rumah tangganya dan disebut dosa besar.

Belum lagi perempuan yang memilih jalan berbeda, seperti tidak ingin menikah atau menikah tapi tidak ingin punya anak. Pilihan mereka kerap dihina karena perbedaan dalam melihat tujuan hidup.

Menikah Itu Pilihan Bukan Kewajiban Hidup

menikah bukan solusi masalah hidup - melek cinta - psikologi cinta

Menikah bisa jadi sesuatu yang indah dan manis apabila kamu menikah bukan solusi masalah hidupmu cepat selesai, tapi kamu melakukannya dengan kesadaran penuh. Maka pernikahanmu jadi tidak salah niat.

Kalau niat kamu menikah sebagai solusi satu-satunya atas masalah hidupmu agar cepat selesai. Anggapan kamu menikah, maka otomatis bikin hidupmu jadi lebih mudah. Niat awal menikah saja sudah salah, maka akan salah juga dalam membangun pernikahan.

Saat kamu bangun pagi setelah hari pernikahanmu, dan cincin di jari manismu. Maka tagihan tiap bulan akan tetap datang, pekerjaan yang kamu lakukan akan tetap menuntut kamu, hingga luka batin yang belum sembuh juga tetap butuh untuk disembuhkan.

Banyak orang pilih menikah karena tekanan orang-orang sekitar untuk mengejar satu kata, MENIKAH!. Padahal hidup bukan kompetisi lomba lari siapa yang duluan naik ke pelaminan. Ingat, menikah bukan solusi masalah hidupmu.

Hidup adalah proses untuk menemukan jati diri, dan pilihan untuk menentukan tujuan hidup. Proses itu bisa kamu jalani sendiri dan kamu pun tetap utuh. kebahagiaan itu tanggung jawab dirimu bukan bergantung pada pasangan.

Baca juga: Cewek Tidak Butuh Cowok Romantis Untuk Menikah

Kesimpulan Menikah Bukan Solusi Masalah Hidup

menikah bukan solusi masalah hidup - melek cinta - psikologi cinta

Berhenti mengejar pernikahan satu-satunya jalan pintas mengatasi masalah hidup. Mungkin sudah waktunya kamu bertanya pada dirimu.

Apakah aku benar-benar ingin menikah, ataukah aku cuma ingin hidupku terasa lebih mudah?”

Kalau alasan kamu menikah untuk lari dari stres, capek kerja, tidak mau kesepian, atau ada yang rawat kamu. Maka kamu bukan butuh pasangan hidup, tapi teman ngobrol atau bantuan profesional yang bisa memetakan beban masalahmu.

Ya, hidup ini sulit. Tapi bukan berarti semua jalan keluar selalu cincin di jari manis dan pelaminan. Kamu berhak bahagia dengan atau tanpa menikah. Kamu juga berhak merasa cukup, meski hidup sendiri.

Yang paling penting, kamu berhak merdeka dari tekanan sosial yang suka memaksa belum menikah hidupmu itu belum utuh. Menikah bukan solusi masalah hidup.

Menikah bukan jalan keluar dari masalah, tapi jalan masuk menuju tantangan baru. Kamu pantas masuk ke pelaminan hanya ketika kamu sudah benar-benar siap untuk menikah.

Terima kasih sudah membaca postingan ini, kalau kamu suka postingan menikah bukan solusi masalah hidup ini bermanfaat. Silakan share di media sosialmu agar lebih banyak lagi teman-temanmu yang memahami topik ini.

Yang ingin curhat masalah cinta dan menginginkan solusi profesional tanpa menghakimi. Melek cinta punya teman curhat bareng psikolog klinis untuk mendengarkan masalah kamu. Teman curhat dibantu psikolog klinis bukan bersifat konseling ya, curhat cinta online

Belajar bareng isu-isu keintiman dan gairah dalam hubungan cinta. Pantau terus channel Youtube Youtube @Melek Cinta, Instagram @Ruang Cinta, dan Facebook @Melek Romansa berisi konten dipersonalisasi hanya untuk kamu.

Setelah kamu baca menikah bukan solusi masalah hidup, apakah kamu punya komentar? Jika kamu punya pengalaman yang serupa bisa berbagi ceritamu di kolom komentar. Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat teman-teman yang lain. Kita juga bisa belajar dari pengalaman kamu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Scroll to Top