Pria yang masih melanggengkan budaya patriarki. Wanita dianggap mesin penghasil anak, sedangkan anak adalah lambang kejantanan pria. Bahwa anak sebagai gambaran soal kekuatan dan kapasitas seksual seorang pria. Ketika pernikahan sulit untuk memiliki keturunan, maka tubuh wanita jadi pihak yang selalu disalahkan.
On this stories
Fenomena budaya patriarki digambarkan secara gamblang pada novel misteri bergenre detektif yang berjudul Salvation of Saint atau Bahasa Jepangnya Seijo no Kyuusai karya dari Keigo Higashino. Singkatnya novel ini menggambarkan kehidupan suami istri yang baru menjalani 1 tahun usia pernikahan.
Baca juga: Menikahi Pria Rapuh Siap-siap Pernikahan Berubah Toxic
Tidak ingin baca artikel ini? Tonton video wanita mesin penghasil anak wujud dominan pria
Novel misteri yang mengangkat budaya patriarki kental bahwa wanita sebagai mesin penghasil anak
Suami istri ini tinggal di kawasan perumahan elit dan pernikahan mereka terlihat bahagia. Yoshitaka sang suami bekerja sebagai direktur IT dan Mita Ayane sang istri bekerja sebagai mentor kerajinan perca yang terkenal di Jepang. Mereka punya perjanjian pernikahan apabila Ayane belum bisa hamil dalam kurun waktu 1 tahun usia pernikahan, maka Yoshitaka akan menceraikan Ayane.
Cerita misterinya mulai dari sini, Ayane sang istri pulang kampung ke Hokkaido untuk beberapa hari tanpa ditemani Yoshitaka sang suami. Wakayama Hiromi merupakan murid kesayangan dan sekaligus asisten Ayane menemukan Yoshitaka mati mendadak dengan secangkir kopi yang tumpah di sebelahnya.
Singkat cerita, polisi sempat menduga Yoshitaka bunuh diri, tapi detektif Galileo yang mengungkap kepingan puzzle kematian Yoshitaka sebagai kasus pembunuhan kopi beracun dilakukan oleh Ayane sang istri yang berada ribuan kilometer dari rumahnya. Terungkap alasan Ayane bunuh Yoshitaka karena dicampakkan oleh suaminya (tidak bisa kasih keturunan).
Ayane mengetahui perselingkuhan suaminya dengan Wakayama Hiromi yang merupakan asisten sekaligus muridnya sendiri. Awalnya polisi mencurigai Hiromi memiliki motif untuk membunuh Yoshitaka. Tapi motif itu luntur setelah Hiromi ketahuan sedang mengandung anak Yoshitaka.
Baca juga: Pria Fragile Masculinity Bikin Istri Susah Puas Saat Bercinta
Pria masih melanggengkan praktik patriarki akan menjelma jadi suami otoriter dalam pernikahannya
Pria yang menganut budaya patriarki akan menjelma menjadi suami otoriter dalam rumah tangganya. Apa contohnya?
- Suka melakukan KDRT agar istrinya nurut sebagai bagian dari cara mendidik istri.
- Enggan membantu istri mengurusi pekerjaan domestik rumah tangga.
- Pengasuhan anak banyak dibebankan pada istri. Kalau anak tidak benar salahkan istri.
- Menceraikan istri yang sudah menopause atau tidak bisa memberikan keturunan.
- Diam-diam menikah lagi tanpa sepengetahuan istri.
- Poligami kerap dijadikan alasan untuk menghindari zina.
- Suami memaksa istri untuk setuju poligami dengan memaksa untuk menandatangani surat poligami.
Baca juag: Pria Toxic Masculinity Bikin Wanita Stres Setelah Menikah
Jepang dan Korea Selatan negara maju masih memiliki praktik budaya patriarki kental
Meski Jepang dan Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan perkembangan ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia yang maju. Sayangnya untuk kesetaraan gender masih berjalan lamban. Berdasarkan Global Gender Gap Report 2023 yang diterbitkan oleh World Economic Forum berisi negara-negara demokrasi telah menunjukkan indikasi kemajuan kesetaraan gender.
Bahwa peringkat Jepang dan Korea Selatan sangat jauh di bawah negara maju yang mayoritas berada di urutan 50 ke atas. Jepang menempati urutan ke 125, sedangkan Korea Selatan menempati urutan 105. Bahkan peringkat Jepang dan Korea Selatan masih kalah sama Indonesia yang menempati urutan ke 87 dari 146 negara dalam peringkat kesenjangan gender.
Meski perempuan di Jepang dan Korea Selatan memiliki hak yang sama, tapi secara tidak langsung tidak mengizinkan perempuan untuk memperoleh kesempatan untuk duduk di jabatan tinggi. Bahwa perempuan wajib mengurus rumah tangga dan anak-anak dengan baik bukan mengejar jenjang karier yang tinggi.
Belum lagi perempuan Jepang dan Korea Selatan tidak merasa punya kewajiban atau tidak tertarik untuk menikah karena faktor….
- Biaya hidup yang mahal untuk membesarkan anak.
- Persoalan jam kerja yang panjang.
- Prospek pekerjaan yang suram.
- Harga rumah yang melambung.
- Faktor budaya dan ekspektasi masyarakat bahwa seorang ibu diharapkan melakukan semuanya.
Baca juga: Pria Sok Macho Akibat Tidak Mampu Membranding Kejantanannya
3 pertanyaan memilih calon suami apa masih memegang budaya patriarki atau tidak (tips pernikahan sehat)
Kamu kasih 3 pertanyaan di bawah kalau didengar sama pria yang masih memegang budaya patriarki. Kamu akan dicap sebagai cewek tidak benar atau dikatakan cewek matre.
- Tanyakan seputar anak, misalnya habis menikah mau punya anak atau tidak. Tanyakan juga kalau tidak bisa hamil bagaimana responnya.
- Tanyakan seputar pekerjaan, impian, dan cita-cita kamu. Tanyakan berapa gajinya dan punya utang atau tidak. Habis nikah, apa istri masih boleh kerja atau ambil kuliah lagi. Tanyakan juga habis nikah apa mau keluar dari rumah, kita tidak tinggal sama orang tua.
- Tanyakan seputar pernikahan dan rumah tangga. Apakah nanti kita ada resepsi atau duitnya lebih baik dipakai buat KPR rumah dan nanti pakai nama siapa. Tanyakan juga habis nikah kamu mau bantu saya beres-beres rumah dan mengurus anak bareng-bareng.
Untuk memiliki pernikahan sehat dan pola pengasuhan anak yang sehat. Pilihlah calon suami yang sudah melepaskan budaya patriarki. Pernikahan bukan sekadar ajang menyalurkan nafsu birahi dan menghasilkan keturunan saja, tapi juga ajang untuk memahami karakter pasangan satu sama lain.
Terima kasih sudah membaca Salvation of a Saint contoh novel yang menggambarkan budaya patriarki bahwa wanita mesin penghasil anak. Kalau kamu rasa postingan ini bermanfaat, silakan share di media sosialmu agar teman-temanmu dapat value yang sama. Semoga kebermanfaatan ini terus berlanjut!
Yang ingin curhat masalah cinta dan menginginkan solusi profesional tanpa menghakimi. Teman curhat bareng psikolog klinis via chat bukan bersifat konseling, Untuk curhat bisa ke teman curhat
Yuk kita belajar bareng seputar relasi keintiman dalam hubungan romantis. Subscribe Youtube @Melek Cinta, Instagram @Ruang Cinta, dan Facebook @Melek Romansa. Follow juga konten yang dipersonalisasi @Google News
Apa komentarmu tentang dalam budaya patriarki wanita dianggap mesin penghasil anak? Kamu punya pengalaman yang sama bisa berbagi mungkin kita semua bisa belajar dari pengalaman kamu.