Melek Cinta - Logika Hubungan - Terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda

Terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda

Perkaya wawasan kamu semua hal tentang keintiman dalam hubungan romantis, termasuk isu bercinta. Follow Google News Melek Cinta

Kok bisa terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda dulu oleh Tuhan karena kita terlalu terpaku dengan ilusi konsep belahan jiwa, konsep itu membuat kita beranggapan belahan jiwa adalah orang yang selalu bisa memahami kita, selalu bisa mengerti kita dan selalu ada di sisinya kita “tanpa banyak ngomong dia sudah tahu apa maunya kita”.

Konsep itu membuat kita beranggapan belahan jiwa adalah orang yang paling sempurna untuk kita dan melahirkan sebuah pemahaman bahwa hubungannya itu bebas dari konflik, tak heran ketika konflik itu muncul kita akan terkejut melihat ketidaksempurnaan pasangannya, seperti yang kita ketahui bahwa konflik adalah bagian tidak terpisahkan dalam hubungan cinta.

Alasan kita terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda selalu dijumpai untuk mencari orang yang terbaik tetapi bukan berfokus kepada orang yang tepat, tak heran efeknya sering galau saat bertengkar sama pacarnya, bolak balik pacaran dari satu orang ke orang lainnya, tidak cocok langsung minta putus bahkan pakai acara putus nyambung kalau ternyata mantannya masih lebih baik (bisa langsung balikan).

Akhirnya aktivitasnya kita selalu menghabiskan masa mudanya dengan meratapi sakit hati daripada aktivitas memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri, bahkan tak jarang kita menghinanya dengan sebutan “belum bisa move on”, “dikatakan sok”, “jomblo abadi” atau sejenisnya apabila ada seorang teman memutuskan tidak mau pacaran yang katanya itu hanya buang-buang waktu saja.

Kalau kita terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda karena melalaikan upaya kita untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dengan menyia-nyiakan waktu kita dalam ikatan pacaran

Kita tambah kaget lagi ketika mengetahui teman yang dulu kita hina “jomblo” akan menikah bersama orang pilihannya yang menarik hatinya. Lucu bukan sudah berapa banyak waktu, perasaan, pikiran, tenaga dan usia yang kita sia-sia dalam ikatan pacaran yang tidak pasti ini tetapi belum berani mengikuti jejak temannya kita yang “jomblo”, sekarang siapa yang insecure? sekarang siapa yang posisinya jomblo? sekarang siapa statusnya yang masih digantungkan? kita atau teman kita.

Apalagi di usia kita saat ini bisa dikatakan sudah matang untuk menikah tetapi pacar belum menunjukkan niat ke arah sana “serius untuk memiliki komitmen atau menikah”, padahal dulu sewaktu pacaran kita bangga memiliki status sebagai pacarnya A dan tampil mesra di depan teman-teman bahkan pamer kemesraan di media sosial ditambah lagi kegiatan kita bersama pacar selalu sibuk mengumbar janji-janji manis demi masa depan bersama.

Terkadang kita tidak paham terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda itu berasal dari kesalahan kita sendiri yang menciptakannya, sekarang perhatikan berapa banyak waktu kita hanya memikirkan kepentingan ambisi dan egoisme personal diri sendiri dibandingkan kepentingan bersama, apakah kita masih suka menuntut dan menuntut kepada pacar untuk menuruti semua keinginannya kita, kalau tidak dituruti keinginannya kita langsung kita ngambek sama pacar.

Mau sampai kapan kita memberikan ruang dan waktu untuk memikirkan kepentingan bersama dalam membangun kualitas hubungan cintanya ke depan, kalau urusan personal saja kita masih belum terselesaikan dengan baik “masih egois memikirkan diri sendiri”, walaupun kita pacaran sampai 50 kali pun tidak akan membawa kemantapan dan kemapanan dalam hubungan cintanya.

Kenapa? kita hanya menginginkan hubungan yang sempurna dan mengincar pasangan yang sempurna, apabila kenyataannya pacar tidak bisa memberikan atau pun menjanjikan apa-apa bisa langsung kandas ditengah jalan karena pacar tidak bisa memenuhi apa yang kita inginkan “tidak sesuai dengan harapannya kita”.

Jodoh akan datang apabila kita sudah siap untuk menerima kenyataan hidup dan memiliki keyakinan yang kuat untuk membangun komitmen masa depan hubungannya yang didorong oleh sebuah niat dan tujuan yang kuat dan jelas untuk serius berkomitmen dalam jangka panjang (menikah) bukan jangka pendek (pacaran).

Kemantapan tersebut akan datang setelah kita berhasil memantaskan diri sebagai pribadi yang berkualitas “sudah selesai dengan diri sendiri”, istilahnya kita tahu apa yang harus dilakukannya, apa yang ingin dikejarnya, pasangan hidup seperti apa yang layak mendampingi kita dan hubungan seperti apa yang ingin kita hindari.

Kualitas pribadi yang jelas visi misinya itu lebih menjanjikan dibandingkan orang yang masih bingung dengan dirinya mau dibawa ke mana arah hidupnya, kalau kita sudah mengenal diri sendiri bisa membuat kita tidak membutuhkan lagi training yang lama untuk mengenal siapakah pacar itu orangnya seperti pacaran berlama-lama atau bolak balik pacaran atau pacaran putus nyambung, kata lainnya kita mengeliminasi proses pacaran yang terlalu “banyak drama” di dalamnya.

Dalam pacaran sering dijumpai kita minta pacar untuk menerima apa adanya diri kita itu bisa dikatakan “orang yang egois”, kenapa? kita ingin mendapatkan pasangan yang sempurna sesuai dengan gambaran kita tetapi kita menolak menerima pacar apa adanya dan kita tidak mau meningkatkan kualitas diri untuk mencapainya itu sama saja juga bohong.

Kalau kita punya kemauan yang kuat untuk meningkatkan kualitas diri adalah modal awal buat kelanggengan hubungannya ke depan karena kita bisa dengan mudah belajar beradaptasi dan kita semakin dewasa dalam bersikap bahkan sudut pandangan terhadap hubungan cintanya juga berubah semakin sederhana tidak dibuat ribet lagi “tidak lagi mendramatisir”.

Istilahnya kita dari proses PDKT, pengenalan sampai tahap keseriusan hubungannya dan memutuskan untuk menikah, semua hal yang berawal baik dan melakukan hal yang baik akan berlangsung dengan hasil yang baik pula. Jodoh akan datang apabila kita tidak lagi galau tiap waktunya untuk menantikannya, kita juga sudah siap dan berani untuk serius berkomitmen dalam jangka panjang “hidup terasa indah kalau dijalani dan berjuang bersama-sama”.

Kesimpulan terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda:

Jodoh itu cerminan diri, kalau kita mau belajar cinta dengan seksama, bahwa pasangan kita adalah orang yang mirip dengan pandangan hidup kita tetapi punya sikap yang saling melengkapi. Jodoh kita tidak akan jauh dari upaya kita sendiri dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri, kalau kita setia akan memperoleh pasangan yang setia pula.

Apakah sampai saat ini kita masih galau dengan memilih tetap bertahan berlama-lama dalam ikatan pacaran, atau kita masih suka pakai acara putus nyambung kalau tidak cocok bisa langsung balikan lagi. Kalau kita masih bersikap seperti itu butuh berapa banyak waktu, perasaan, pikiran, tenaga dan usia yang kita miliki untuk disia-siakan dalam ikatan pacaran.

Buat apa pacaran berlama-lama setiap harinya hanya mengumbar janji-janji manis itu tidak akan jadi apa-apa kalau status hubungannya masih belum jelas ke depannya, atau kita bisa memilih meninggalkan gaya pacaran yang tidak jelas ke depannya dan lebih memilih memantaskan diri mulai detik ini untuk seorang kekasih yang tepat memang layak mendampingi kita.

Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca terlalu sibuk pacaran membuat jodoh kita tertunda, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.