Inilah ceritaku namaku koko siswa SMA kelas 3, memang diriku dikenal orangnya malas, bodoh, tidak percaya diri, penakut, pelupa, tidak dapat diandalkan, tidak pandai dalam olahraga dan semua hal yang tidak berguna semuanya ada pada diriku sehingga suatu saat aku dipertemukan oleh seseorang yang luar biasa pada akhirnya menjadi sahabat terbaikku.
Saya bukan murid populer di sekolah dan selalu diejek oleh teman-teman terutama yang bernama raksa memiliki badan paling besar diantara teman-teman dan merasa paling kuat, satunya lagi bernama kevin paling sombong dan selalu memamerkan barang-barang mahalnya karena dia berasal dari keluarga kaya.
Raksa selalu memaksa teman-temannya untuk bermain sepak bola dan saya selalu dijadikan penjaga gawang, kalau menolak permintaannya tidak segan-segan melakukan kontak fisik tetapi ada seorang cewek yang selalu membelaku, iya cewek ini bernama dewi, kenapa aku menyukainya karena dia perhatian, penyayang, mandiri dan tidak suka namanya kekerasan.
Suatu ketika kelas kami kedatangan murid pindahan bernama satria, orangnya sangat pandai, murah senyum, baik hati, suka menolong dan mudah bergaul dengan siapa saja bahkan sangat populer di kalangan murid perempuan, jujur saja saya iri dengannya tetapi siapa sangka ini awal persahabatanku dengan satria.
Memang satria orangnya sangat keras ucapannya, suka bertindak konyol dan sangat menyukai kue coklat bulat-bulat, herannya dikasih seberapa banyak kue itu satria bisa menghabiskan semuanya dan selalu mengatakan, “aku tidak pernah makan kue coklat seenak ini”.
Apakah saya termasuk orang yang beruntung memiliki sahabat seperti satria yang selalu membantuku, mendukungku dan menolongku ketika aku kesusahan, pernah saya berkata kepadanya, “kenapa kamu memilihku, bersahabat denganku padahal kamu tahu sendiri, aku orangnya tidak begitu pintar dan sering merepotkan kamu”. Tapi dia hanya mengatakan “kamu orangnya apa adanya, mau memikirkan orang lain walaupun agak ceroboh dan malas”, itulah kata-katanya yang selalu kuingat.
Bersama satria hidupku berubah 360 derajat, selalu ada saja kenangan yang tidak bisa dilupakan di sekolah maupun di luar sekolah, selalu membantuku dan memberikan semangat buat mendapatkan nilai yang bagus dan mengajari aku jangan menjadi seorang pengecut tapi harus berani menghadapi semua masalahku.
Mungkin bagi sebagian orang, kita berdua terlihat aneh dan konyol melihat kelakuan kita seperti tidak punya malu tapi satria sepertinya tidak peduli, “buat apa malu, kita tidak melakukan hal yang aneh-aneh, tidak melanggar aturan, tidak membuat malu nama keluarga apalagi kita tidak membebani hidupnya mereka buat apa dipikirkan”.
Lucunya satria sendirilah orang yang pertamakali mengetahui bahwa aku menyukai dewi, saya pun terkejut mendengar satria mendukungku buat mengambil hatinya dewi tapi adakalanya juga satria sering menggodaku, “cantiknya kamu membuatku terpesona dewi oh dewi”, “wajahmu cantik pancarkan sinar membuatku terlena”.
Pernah kukatakan kepada satria tidak mau bermimpi terlalu tinggi, “memang aku menyukai dewi, mana mungkin aku bisa mengalahkan hendy, dia orangnya pintar, jago berolahraga dan baik hati”. Terkejut apa yang dikatakan satria kepadaku, “memang hendy itu hebat tapi apakah dia pandai mengambil hatinya dewi, jangan meremehkanku koko”.
Perkataan satria supaya dewi menyukaiku tidak main-main, dia memberitahukanku cara-caranya dan petunjuknya, “untuk mendapatkan hatinya dewi, kamu harus jadi perilaku peniru, belajarlah menyentuh hatinya dengan berkomunikasi nanti kamu bisa tahu tentangnya”.
Aku bingung dengan perkataannya “belajarlah menyentuh hatinya dengan berkomunikasi”, satria menjelaskan “kamu harus berbicara dua arah sama dewi, mengalir kayak air jangan dipaksakan”, walaupun pada akhirnya aku mengacaukannya, tidak berhasil mendapatkan hatinya dewi tapi satria selalu menyemangatiku jangan cemaskan kegagalan.
Pernah suatu waktu diriku terjadi gejolak batin karena depresi, aku meminta kepada orangtuaku untuk pindah sekolah dan memutuskan untuk tidak lagi ketemuan dengan dewi karena saya malu, bahwa diriku sebenarnya tidak layak untuknya, dia berhak untuk bahagia sehingga aku selalu berusaha menghindarinya dan mengembalikan semua buku-buku miliknya.
Melalui selembar kertas ucapan selamat tinggal kuselipkan di buku miliknya, “terima kasih telah membantuku selama ini, maafkan aku telah banyak merepotkanmu”. Apa yang terjadi dewi malah mengejarku, “ada apa? apa kamu marah kepadaku?”, dewi memaksa tidak mau pergi kalau tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Batinku meronta-ronta kenapa dewi masih peduli kepadaku “apa yang harus aku perbuat”, muncullah ide supaya dewi membenciku, sambil berkata didalam hati “maafkan aku dewi”.
Sesuatu hal yang menurutku benar, belum tentu oleh orang lain menganggap sama, satria melihat ada gelagat aneh dari diriku, dia bertanya tapi aku tidak mau membicarakannya walaupun kejadian ini sempat membuat kami bertengkar. Satria berusaha mencari tahu ada ada sebenarnya, akhirnya ketahuan semuanya ketika dia bertanya kepada dewi bahwa koko akhir-akhir ini bersikap aneh.
Satria mendatangiku, “katanya kamu menyukai dewi, begini saja kamu sudah menyerah, kamu itu bukan laki-laki”, mendengar satria berkata itu membuatku jadi kesal, “aku memang sangat menyukainya, dia memang segalanya untukku tapi aku menyerah untuk menyukainya, kamu tahu diriku orangnya seperti apa tidak begitu pandai dalam segala hal, kalau dewi bersamaku dia selamanya tidak akan bahagia hingga saat ini aku hanya memikirkan diriku sendiri, kalau aku benar-benar peduli kepadanya, dia lebih baik tidak bersama diriku”.
Kata-kataku yang lantang kutunjukkan kepada satria tanpa kusadari, ada dewi dibelakangnya dan mendengarkan semuanya, dewi marah kepadaku sambil menangis didadaku, “kamu jangan lemah begitu, ini bukan koko yang aku kenal, kamu jahat, jahat”. Aku baru tahu dewi begitu marah kepadaku tetapi aku senang mendengarnya.
Malam harinya satria mendatangiku dan tersenyum kepadaku, “kejadian hari ini, cewek yang kamu sukai ternyata sama perasaannya denganmu, jadi gilirannya kamu harus dewasa, jangan malas harus giat belajar, jangan lupa berdoa sekarang tugasmu untuk serius menjaganya, melindunginya dan membahagiakannya, tunjukkan kepada dewi kalau kamu orangnya bertanggungjawab dan dapat dibanggakan”.
Singkat cerita satu bulan setelah kelulusan SMA, di acara temu kangen semuanya berkumpul dan bercerita melanjutkan kuliah, ada langsung bekerja, ada juga berbisnis. Beruntungnya diriku diterima di salah satu perusahaan milik negara bahkan disekolahkan lagi apalagi hubunganku dengan dewi semakin tambah hangat ada niatan menikah setelah ikatan dinasku berakhir.
Sayangnya satria sahabat terbaikku tidak bisa lagi menemaniku, besok paginya dia harus berangkat ke eropa selama 5 tahun untuk kuliah di salah satu kampus bisnis terkenal lewat program beasiswa. Dia mengingatkanku untuk selalu ingat kata-kata yang dia ucapkan pada malam itu, satria juga menitipkan pesan ke dewi, “dewi tolong jaga koko, mungkin nanti banyak menyusahkanmu tapi dia bisa diandalkan”, itulah cerita berhargaku walaupun jarak kami jauh tapi ikatan kami terasa dekat.
Baca juga cinta sejati melahirkan harapan dan pengabdian terhadap komitmen dengan menjaga dan mendukungnya di kala suka maupun duka bukan ditinggalkan, silahkan baca cinta sejati isinya satu paket.
Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu bersama kami untuk sejenak membaca terima kasih telah menjadi sahabatku, silahkan berbagi cerpen ini semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua.