Sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja

6 Perilaku Bikin Pacarmu Minta Putus Patut Diwaspadai

Apa pernah kita merasa sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja, istilahnya sudah bosan menjalani hubungan cinta yang tidak jelas dan tidak pasti arah ke depannya. Pelajaran berharganya kita jadi bisa mengenal dan memahami untuk tidak terjebak dari perangkap rayuan gombal yang berulang-ulang.

Di sisi lainnya, kita juga sudah bisa membedakan mana hubungan cinta yang sehat dan mana hubungan cinta yang tidak sehat. Kita sudah mengalami dijanjikan A – Z ternyata semuanya tinggal janji-janji manis, pakai acara putus nyambung minta balikan katanya sudah berubah ternyata kambuh lagi, dituntut pacar untuk menuruti semua keinginannya, dan lain-lain.

Kalau kita pernah merasakannya atau lagi merasakannya, mungkin ketika membacanya akan lebih mudah dalam menangkap apa maksudnya. Namun kalau kita belum merasakannya, mungkin setelah membacanya bisa memahaminya lebih dalam lagi, apakah hubungannya ada kecenderungan ke arah sana.

Bagi yang belum merasakannya untuk memahami pola hubungan cinta seperti ini bentuknya, mungkin itu dikatakan mengada-ada “itu mana mungkin”, bisa jadi kita masih belum percaya karena masih terfokus dengan manis-manisnya cinta yang menginginkan sesuatu hal yang romantis “gombal” tiap waktunya.

Sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja tidak lagi membutuhkan banyak waktu untuk berbasa basi buat melanjutkan hubungannya yang tidak ada kepastian dan kejelasan ke depannya

Sebelum membahas lebih lanjut lagi, kita harus tahu dulu gambaran besar hubungan cinta yang dibahas dalam artikel ini seperti apa bentuknya. Digarisbawahi di sini, kita sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja. Kita hanya menginginkan keseriusan hubungannya dalam jangka waktu yang panjang dalam ikatan pernikahan, bukan sekedar mengikat dalam ikatan pacaran bertahun-tahun lamanya.

Sikap ini muncul karena kita tidak mau menjalani hubungannya yang bersifat jangka pendek saja, itu hanyalah buang-buang waktu, tenaga, pikiran, biaya dan usia kita jadi sia-sia. Niat dan tujuan kita menjalin hubungan cinta bukan hanya untuk jangka pendek saja tetapi juga jangka panjang yang beriringan dengan elemen-eleman lainnya, salah satunya mengetahui kebiasaan keluarga besar satu sama lainnya.

Istilahnya kita punya tujuan yang jelas dan pasti untuk apa menjalin hubungan cinta dengan orang yang kita sukai bukan sekedar membuat kita jadi “terhibur dan berasyik-asyik ria” dengan hubungan yang kita miliki saat ini, menjalin hubungan cinta itu adalah sesuatu hal yang kompleks.

Kenapa? di dalamnya ada dua orang yang berbeda pola pikirnya, pola kebiasaannya, dan pola asuhnya. Kita kenal dengan pacar? mungkin iya, kita kenal dengan kepribadiannya pacar? mungkin iya, kita kenal dengan kebiasaannya pacar? mungkin iya, kita kenal dengan keluarganya pacar? mungkin iya, kita kenal dengan sahabatnya pacar? mungkin iya.

Pertanyaannya selanjutnya, kenal pacar seperti apa? kita mengenal pacar itu sampai tahapan apa? sejauh mana kita benar-benar mengenal pacar secara mendalam. Kalau kita tidak memiliki pemahaman yang kompleks mengenal hubungannya secara utuh, pertanyaan-pertanyaan di atas justru membuat kita bakal merasa bingung apa maksudnya “apa sih yang sebenarnya kita cari dalam hubungan cinta”.

Tak heran, timbullah pertanyaan dalam benak kita. Kenapa pacar kok begitu? mau dibawa ke mana arah hubungan ini? kenapa hubungannya kok jadi seperti ini, jadi tidak asyik lagi? kok pacar tidak pernah menghubungi lagi? susah dihubungi tapi pacar sering online suka buat status di media sosialnya? pacaran sudah lama, kok pacar tidak pernah mengenalkan ke orang tuanya?

Kalau kita sudah muncul jenis pertanyaan-pertanyaan semacam itu bisa dikatakan kita lagi baper, kenapa? pada awalnya kita menjalin cinta untuk dicekoki dengan sesuatu hal yang manis-manis tentang cinta, terbisu dengan rayuan gombalan tetapi seiring dengan perkembangan waktu kita sudah mendarat di bumi dengan segala problematika kehidupan yang sebenarnya.

Kalau kita sudah merasakan itu, artinya kita sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja. Tak heran kita untuk mendapatkan “feeling” dalam hubungannya selalu berupaya memahami dan mengerti bagaimana karakter pacar, apalagi hubungannya sudah berjalan cukup lama dan usianya kita sudah tidak lagi muda untuk bermain-main dalam menjalin hubungan cinta.

Kita sering dijumpai memiliki pertanyaan-pertanyaan mendasar untuk apa menjalin hubungan cinta, apabila ada seseorang yang mendekati kita atau sedang dekat dengan kita. Tujuannya kita menanyakannya untuk menyeragamkan atau menyelaraskan visi misi yang kita miliki dengan orang yang lagi dekat sama kita.

Mungkin sudah terlalu lama kita dibohongi, dimanfaatkan, atau dipermainkan, kita seperti sudah capek dengan segala bentuk permainan cinta. Istilahnya kita sudah jutek atau sudah tidak mau banyak basa basi lagi dalam menjalin hubungan cintanya “kalau tidak serius putus saja”, atau “kalau tidak serius tinggalin saja”.

Kita sudah melihat berbagai macam janji-janji manis yang telah dibuat oleh pacar dalam menjalani hubungannya tetapi hasilnya nol kosong hanya mengumbar ngomongan belaka, orang yang niat dan tujuannya ingin bersenang-senang dalam hubungannya seperti rumput, cabut satu dan penggantinya tumbuh di tempat yang sama berulang kali.

Terkadang untuk mengatasi hal tersebut, kita benar-benar tidak banyak berpikir dalam menjalin hubungan cinta “kalau tidak serius putusin saja, kalau tidak serius tinggalin saja”. Mungkin bagi berusia muda yang hidupnya masih belum panjang dan masih belum mudah lelah, baik itu pikiran, tenaga, usia, biaya dan waktu.

Mungkin sulit untuk memahaminya sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja tetapi bagi berusia dewasa yang telah banyak menerima segala macam asam garam kehidupan yang menghabiskan pikiran, tenaga, usia, biaya dan waktunya untuk memperjuangkan sesuatu hal, mungkin bisa memahaminya mengapa kita sudah capek atau jenuh dengan cinta yang itu-itu saja.

Tak heran kata-kata “tidak serius putusin saja, tidak serius tinggalin saja” itu keluar apabila dalam menjalin hubungannya dengan seseorang, ternyata tidak ada kejelasan dan kepastian arah hubungannya ke depan hanya mengikat kita dalam ikatan pacaran saja. Jadi daripada buang-buang waktu, pikiran, tenaga dan usia jadi sia-sia hampir dijumpai menolak untuk melanjutkannya.

Kesimpulan sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja:

Kita mengambil langkah berani untuk menolak melanjutkan hubungannya “tidak serius putusin saja, tidak serius tinggalin saja” karena kita sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja yang tidak lagi membutuhkan banyak waktu untuk berbasa basi, berdiskusi, dan berdialog buat melanjutkan hubungan cinta yang sebenarnya sudah tidak sehat lagi ke depannya.

Istilahnya pacar hanya berani mengajak dengan mengikat dalam ikatan pacaran bertahun-tahun lamanya bukan berani mengajak dalam ikatan pernikahan, apalagi pacar mengikat ikatan pacaran bertahun-tahun lamanya bisa dikatakan tidak mau belajar untuk memiliki pola penyelesaian masalah dalam hubungannya.

Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca Sudah capek dengan namanya cinta itu-itu saja, silakan bagikan agar bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top