Suami saya berubah setelah menikah tidak seperti saat masih pacaran. Saya perempuan berusia 24 tahun dan baru menikah sekitar 4 bulan. Suami saya selama pacaran orangnya sangat romantis, perhatian, dan baik.
Table of contents
Ia tidak pernah marah-marah, tapi setelah menikah suami berubah drastis jadi suka marah-marah dan sikapnya yang cuek. Suami memperlakukan saya tidak semanis lagi seperti saat masih pacaran.
Ketika saya ngomong tidak suka dengan sikapnya, suami malah ngomong kasar. Masalah sepele saja bisa jadi sumber kemarahannya, seperti baju lupa disiapkan sebelum berangkat kerja, baju tidak disetrika dengan rapi, atau kopi kurang manis.
Saya takut atas perubahan sikap suami setelah menikah. Saya takut suami makin kasar. Apa yang harus saya lakukan agar suami kembali lagi seperti saat masih pacaran?
BACA JUGA: Setelah Berjanji Menikahi Cewek Saya. Aku Merasa Tekanan Semakin Bertambah
Jawaban curhat cinta online, suami saya berubah setelah menikah tidak seperti saat masih pacaran oleh konselor
Terima kasih sudah bercerita pada kita. Memang cukup mengagetkan melihat perubahan suami setelah menikah yang berbeda. Selama pacaran suami tidak menunjukkan sikap seperti itu dan pertemuan kalian terbatas tidak selama 24 jam.
Kehidupan pernikahan tidak sesederhana ketika masa pacaran dulu. Ada banyak hal yang sebelumnya tidak terjadi atau tidak ditunjukkan oleh kalian. Malah terungkap setelah pernikahan. Salah satunya sikap suami yang berubah.
Yang perlu kamu ketahui, pernikahan adalah awal perjalanan kalian untuk berproses saling mengerti dan memahami pasangan. Perubahan sikap suami setelah menikah kerap dialami oleh beberapa pasangan karena manusia selalu punya potensi untuk berubah.
Banyak faktor yang bisa memengaruhi perubahan sikap suami setelah menikah yang berbeda ketika masih pacaran dulu:
- Tuntutan lingkungan,
- Perannya dalam pernikahan,
- Pengalaman masa lalu,
- Sifat bawaan suami yang belum muncul ketika berpacaran dulu,
- Pengaruh stres dan mood suami,
- Cara kebiasaan suami dalam menyelesaikan masalah.
Ada baiknya cobalah mencari tahu apa penyebab perubahan sikap suamimu. Dengan mengetahui penyebab suami berubah kamu bisa menentukan sikap apa yang tepat untuk menghadapinya. Apakah suami sedang tertekan karena tuntutan pekerjaannya?
Apakah quality time kalian setelah menikah yang kurang dibandingkan masa pacaran dulu? Bagaimana pola komunikasi kalian setelah menikah? Seberapa jauh kamu mengenal dengan sifat asli suami sebelum menikah?
BACA JUGA: Suami Salahkan Istri Tidak Hamil Sudah 5 Tahun Menikah
Ketika suami saya berubah setelah menikah tidak seperti saat masih pacaran, maka gunakan komunikasi yang efektif dan rasa saling mengerti
Kamu bisa mencoba mulai mengomunikasikan perubahan sikapnya pada suami. Sampaikan secara jujur dan terbuka apa yang kamu rasakan. Pilihlah kondisi kalian sedang kondusif untuk ngomong. Gunakan komunikasi yang efektif dan rasa saling mengerti agar terhindar dari percekcokan berkepanjangan.
Sampaikan apa yang menjadi kekhawatiranmu dengan menggunakan “i-statement”, atau sudut pandang orang pertama. Contohnya, “Aku merasa sedih kemarin kamu marah sewaktu baju tidak disetrika dengan rapi….” dibandingkan dari sudut pandang suami seperti disalahkan, “Kamu seharusnya tidak marah-marah seperti itu….”
Belajarlah untuk membiasakan diri berkomunikasi secara sehat dengan suami apabila terjadi sesuatu dalam pernikahanmu. Perubahan sikap suami bisa karena tekanan dari tuntutan pekerjaannya, atau ada hal lain yang mengganggu pikirannya.
Tidak apa-apa kamu menawarkan bantuan pada suami dengan bertanya “Apa ada yang bisa aku bantu supaya kamu jadi merasa lebih baik?”, Cobalah belajar memahami dulu dan lihatlah permasalahan yang terjadi dengan lebih jernih.
Jika kamu merasa kesulitan menerapkan cara komunikasi yang sehat di atas, atau masih terganggu dengan perubahan sikap suami. Disarankan kamu dan suami berkonsultasi dengan psikolog pernikahan. Semoga membantu.
BACA JUGA: Apakah Pernikahan yang Dipaksakan (Dijodohkan) Bisa Bertahan Lama?
Perhatian: curhat konselor adalah sesi konsultasi yang disetujui untuk dibagikan. Agar siapa pun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.
Suka artikel curhat ini? Pastikan kamu subscribe newsletter mingguan agar tidak ketinggalan update relasi cinta, pranikah, dan pengembangan diri. Gratis! Jangan lupa cek melek cinta via google news.
Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai. Semoga bermanfaat. Kalau kamu punya pengalaman yang sama bisa berbagi. Bisa jadi kita semua bisa belajar dari pengalamanmu.
Ingin curhat? Kamu menginginkan solusi profesional dari konselor, silakan ke layanan curhat. Follow instagram kita @ruang cinta seputar cinta yang remeh-temeh, serius, sampai sensitif. Plus isu-isu tabu yang dibahas secara ringan.