Dalam proses seleksi calon kekasih yang tepat dan baik, jangan seperti kita memilih kucing dalam karung terutama bagi kita menginginkan keseriusan hubungan kedepannya, yaitu pernikahan. Ada baiknya dalam proses seleksi tersebut dilakukan uji kepatutan dan kelayakan atau kita mengenalnya sebagai fit and proper test sebelum memutuskan untuk menentukan pilihannya.
Proses seleksi akan menjadi faktor penentu bagaimana hubungan cintanya akan dibawa ke arah mana di masa mendatang, apakah hubungannya dijalani dengan niat penuh keseriusan yang tujuan akhirnya adalah pernikahan atau hubungannya dijalani dengan niat penuh bersenang-senang belaka.
Jadi supaya tidak membingungkan dalam memilih rekam jejaknya, kita dituntut ekstra hati-hati dan berpikir secara matang jangan sampai terburu-buru agar tidak salah pilih yang pada akhirnya memilih orang yang bermasalah, apapun pilihan kita dalam memilih sang kekasih, tanggung jawabnya terletak pada diri kita sendiri.
Apakah yang terpilih itu sudah mencerminkan atau mewakili dari keselarasan visi misi yang kita miliki, penentunya adalah kita sendiri yang menentukan bagaimana sosok yang akan mendampingi hidup kita kedepannya, sedangkan orang tua hanyalah pihak yang akan menerima proses seleksi berikutnya tanpa intervensi.
Agar proses seleksi berjalan baik diperlukan keterbukaan informasi dari diri kita dalam mencari dan memilih sang kekasih, jangan sampai dalam proses seleksi tersebut kita cenderung tertutup atas semua informasi mengenai dirinya bisa berpotensi memunculkan sosok “kucing dalam karung”, sebelum sang kekasih dibawa kepada orang tua, kita harus benar-benar yakin dan memiliki adanya sinkronisasi antara dirinya dengan kita.
Apabila tidak sinkronisasi bisa menimbulkan adanya perbedaan persepsi antara kita dengan sang kekasih, di mata orang tua itu tidaklah bagus, untuk melakukan sinkronisasi jangan terpaku kepada hal yang indah-indah maupun manis-manis saja tetapi kenali secara utuh siapa diri sang kekasih.
Salah satu upaya melakukan sinkronisasi adalah gemar melakukan komunikasi bersama sang kekasih, tanpa berkomunikasi kita tidak akan tahu bagaimana sosok kekasih kita seperti kekurangan maupun kelebihannya, bagaimana penyelesaian masalahnya, bagaimana ketahanan, kesabaran dan keuletannya.
Bagaimana sikapnya dia, bagaimana budaya dalam keluarganya, prinsip yang dimilikinya, bagaimana pola pikirnya, bagaimana keyakinannya, bagaimana hubungan dengan orang tuanya maupun saudara-saudaranya, bagaimana hubungannya dengan sahabat terdekatnya dan lain-lain.
Berkomunikasi mengisyaratkan bahwa kita masih mempertahankan rasa ingin tahu atau kepedulian kita terhadap sang kekasih, rasa ingin tahu tersebut bisa mendorong kita untuk berpikir kritis maupun kreatif dalam membangun hubungan cinta kedepannya apalagi melalui komunikasi bisa mengetahui apakah kekasih kita memiliki tujuan dan niat yang jelas atau tidak (belum mau serius).
Kalau kita tidak mampu melakukan komunikasi maka kita bisa menjadi orang yang lemah tidak mampu berpikir kritis dan gagal mengomunikasikan apa yang ada di dalam kepala kita kepada sang kekasih, malah yang ada dalam hubungannya akan melahirkan keegoisan atas nama cinta.
Layaknya menjalin hubungan cinta maka proses seleksinya dijalankan dengan penuh keseriusan, “apa niat dan tujuan kita menjalin hubungan cinta”, kalau kenyataannya kita masih ingin bersenang-senang dulu belum mau serius lebih baik katakan saja tidak perlu mengatakan, “saya serius kok jalan sama kamu” atau “aku janji nikahi kamu”.
Kalau ditengah jalan ternyata putus karena keegoisan kita sendiri, sang kekasih jadi sakit hati merasa dipermainkan malah yang ada kita jadi bikin dosa, juga jangan melemparkan risiko kepada orang lain atas pilihan kita sendiri yang salah dalam memilih sang kekasih seperti menyalahkannya.
Kalau memang sang kekasih dari awal tidak memiliki niat dan tujuan yang sama dengan kita dari berbagai aspek maka lebih baik jangan dipilih daripada menyesal di kemudian hari, baca juga bukti keseriusan pria terhadap wanita.
Kesimpulannya: seleksi calon kekasih yang tepat dan baik jangan seperti memilih kucing dalam karung khususnya bagi yang menginginkan keseriusan hubungan, yaitu pernikahan, ada baiknya dilakukan melalui fit and proper test agar terjadi sinkronisasi antara diri kita dengan sang kekasih.
Apapun pilihan kita dalam memilih sang kekasih adalah tanggung jawab kita sendiri dan orang tua hanyalah pihak yang akan menerima proses seleksi berikutnya tanpa intervensi, jadi dalam memilih dan menyeleksi sang kekasih kita harus dituntut ekstra hati-hati dan berpikir secara matang jangan sampai terburu-buru agar tidak salah pilih.
Terima kasih sobat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca seleksi calon kekasih yang tepat dan baik, jangan lupa bagikan artikel ini ke teman-temanmu, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Sobat ada tanggapan lain?