Istri memang bertugas melayani suami, tapi punya suami anak mami cenderung minta sama istri harus berperilaku sesuai standar ibunya. Selain itu, suami tidak mampu menjadi sosok penengah yang asertif antara ibu dan istri dalam rumah tangganya.
Table of contents:
Suami anak mami memang terlihat manis tapi
Belajar dari kasus perceraian Ria Ricis dan Teuku Ryan mengingatkan kita betapa pentingnya….
- Untuk menetapkan batasan tegas dengan orang tua dalam membina rumah tangga.
- Suami sebagai pemimpin rumah tangga memiliki peran penengah dalam menyelesaikan masalah antara ibu dan istrinya.
- Jangan jadi istri yang jahat secara tidak langsung dalam situasi ini, seperti tidak minta suami untuk memilih antara ibu atau istri.
Surat keputusan cerai No.547/Pdt.G/2024/PA.JS yang dikeluarkan Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Diketahui Teuku Ryan terkesan lebih membela ibunya.
- Setiap cekcok, Teuku Ryan selalu bilang Ria Ricis benci dan tidak dekat dengan keluarga Teuku Ryan. Selain itu, Teuku Ryan selalu membela ibunya di depan Ria Ricis dan berkata, “ibunya nggak pernah salah dan nggak boleh minta maaf ke anak karena orangtua tidak pernah salah.” Teuku Ryan juga tiba-tiba membahas seolah Ria Ricis jijik dengan orangtua Teuku Ryan.
- Teuku Ryan selalu membela ibunya dengan kalimat, “dia yang telah melahirkan saya ke dunia.” Sementara Ria Ricis pada saat itu sedang mengandung anak Teuku Ryan.
- Setiap cekcok, Teuku Ryan selalu mengatakan “aku tau kamu benci sama ibuku” itu yang membuat Ria Ricis terluka.
Menikahi pria anak mami memang terlihat manis, tapi untuk menjalani pernikahan justru sulit untuk menjadi suami hebat. Kenapa?
Suami sebagai kepala rumah tangga memiliki peran penting sebagai peran penengah dalam menyelesaikan masalah antara ibu dan istrinya. Suami harus mendengarkan perkara dari sisi ibu dan istrinya untuk menemukan jalan keluar terbaik.
Baca juga: Syarat Pernikahan Langgeng Itu Hidup Bersama Bukan Tinggal Bersama (Kisah Ria Ricis)
Punya suami anak mami tidak selalu buruk
Menikah sama pria yang anak mami sebenarnya tidak selalu buruk. Pria yang dekat sama ibunya secara mental lebih sehat bisa berempati, dan mampu memiliki hubungan yang lebih baik sama wanita. Tapi yang perlu dicatat, kedekatan si pria sama ibunya dalam batasan yang sehat.
Si pria tidak memiliki ketergantungan sama ibunya, seperti masih sering minta pendapat ibunya atau minta ibunya untuk mengambil keputusan atas masalahnya.
Apa yang terjadi sama pria yang anak mami menikah?
Tentu saja si pria akan kesulitan untuk membuat keputusan tanpa ibunya, si pria cenderung lebih mengutamakan kepentingan ibunya ketimbang kepentingan istri atau anak anaknya.
Belum lagi setelah menikah si pria akan lebih pilih tinggal bersama ibunya, meski keluar dari rumah tapi tidak pernah pindah jauh dari ibunya.
Satu hal lagi yang perlu kamu pahami, menikah sama pria yang anak mami. Ia bisa minta kamu untuk merawatnya dengan cara yang sama sesuai standar ibunya lakukan.
Baca juga: Pelecehan Emosional Pernikahan Belajar dari Perceraian Ria Ricis
Jangan melukai ego suami untuk memilih
Banyak kasus istri akan minta suaminya untuk memilih antara ibu atau istrinya, ada juga istri yang terus-menerus mengomeli suaminya untuk berhenti jadi anak mama, hingga ada istri yang menuduh suaminya sudah tidak mencintainya lagi.
Cara seperti di atas bukanlah pendekatan yang baik karena bikin ego suami jadi terluka dan terhina. Kalau ibunya tahu masalah ini bisa membuat masalah jadi lebih besar.
Jadi cara terbaik yang bisa kamu lakukan….
- Bicara asertif sama suami untuk minta batasan yang tegas. Pilihlah waktu dan tempat yang cocok (kamu harus pandai membaca situasi untuk bicara masalah ini).
- Pastikan kamu dan suami sudah mengidentifikasi apa yang jadi masalahnya (tentang hal apa yang membuat kamu tidak nyaman), lalu diskusikan bagaimana cara penyampaiannya karena suami paham betul seperti apa ibunya.
Baca juga: Nafkah Batin Istri Gagal Dipuaskan Ria Ricis Minta Cerai
Bicara asertif mengurangi sikap defensif suami
Sebaiknya gunakan kata asertif saat bicara sama suami, seperti “Aku merasa….” atau “Saya berpikir….” untuk mengekepresikan perasaanmu. Fokus kamu apa yang menjadi kebutuhanmu bukan menyalahkan ibu mertua atau menuduh suami yang lebih membela ibunya.
“Aku merasa kurang nyaman kalau masalah pernikahan kita disampaikan sama mama!”
Tolong hindari mengucapkan kalimat seperti di bawah sama suami.
“Kamu ngapain sih cerita-cerita sama mama!”
Ingat aturannya, gunakan komunikasi asertif kalau bicara sama suami. Lalu buatlah kesepakatan bersama secara konkret dan spesifik dengan saling berkompromi. Contohnya hal apa saja yang perlu melibatkan orang tua dan hal apa yang tidak.
Lalu biarkan suami yang menyampaikan hal itu sama ibunya karena potensi konflik jauh lebih kecil kalau anak laki-laki yang bicara sama ibunya ketimbang istri yang bicara. Apalagi suami lebih tahu bagaimana pola komunikasi dan respon ibunya akan seperti apa.
Sekilas info: komunikasi asertif adalah komunikasi yang jujur dan tenang, tapi menghargai lawan bicara.
Di sini pentingnya buat istri belajar menjadi pendengar aktif dan empati lewat perspektif ibu mertua agar kalian saling mengerti. Bagaimanapun ibu mertua juga membutuhkan waktu untuk memahami dan beradaptasi sama kamu menantunya.
Dengan kata lain, kamu harus menerima kenyataan ibu mertua adalah sosok yang dekat dalam kehidupan suami. Jadi kamu perlu menciptakan hubungan yang dekat agar ikatan kalian semakin erat, apa contohnya?
- Mendengarkan nasihat ibu mertua sesekali itu bikin ia merasa dihargai dan dicintai.
- Makan bersama atau menemani ibu mertua melakukan hobi.
- Sering mengunjungi rumah ibu mertua bersama anak-anak.
Baca juga: Tidak Diberi Nafkah Layak Ria Ricis Gugat Cerai Teuku Ryan
Lebih suka nonton video punya suami anak mami
Kesimpulan cara hadapi suami anak mami
Kuncinya bicara secara asertif kalau kamu sangat menghormati ikatan suami sama ibunya, bahwa suami boleh bertingkah seperti anak mami di depan ibunya.
Tapi saat suami bersama istri dan anak-anaknya, maka suami harus bertindak layaknya seorang pria dewasa yang mandiri dan mampu menjaga diri maupun keluarganya.
Ingatkan suami menggunakan bahasa sopan secara asertif tentang seorang suami sebagai bapak rumah tangga memiliki kewajiban untuk memelihara, membela, dan mencari nafkah untuk istri maupun anak-anaknya.
Dengan kata lain, jangan jadi istri yang jahat dalam situasi ini. Katakan secara asertif bahwa anak laki-laki berbakti sama ibunya itu hal yang utama. Tapi kalau sudah berbicara tentang nafkah, maka istri juga punya hak untuk diprioritaskan, dicintai, dan diperlakukan dengan baik oleh suaminya.
Istri harus bisa mengekspresikan emosinya secara baik. Sampaikan dengan bahasa sopan secara asertif. Jangan pernah melibatkan emosi yang terlalu besar karena justru membuat situasi semakin rumit, misalnya pertengkaran yang bisa berujung perceraian.
Terima kasih sudah membaca cara menghadapi suami anak mami jangan lukai egonya. Kalau kamu rasa postingan ini bermanfaat, silakan share di media sosialmu agar teman-temanmu dapat value yang sama. Semoga kebermanfaatan ini terus berlanjut!
Yang ingin curhat masalah cinta dan menginginkan solusi profesional tanpa menghakimi. Teman curhat bareng psikolog klinis via chat bukan bersifat konseling, Untuk curhat bisa ke teman curhat
Yuk kita belajar bareng seputar relasi keintiman dalam hubungan romantis. Subscribe Youtube @Melek Cinta, Instagram @Ruang Cinta, dan Facebook @Melek Romansa. Follow juga konten keintiman yang dipersonalisasi @Google News
Apa komentarmu tentang cara menghadapi suami anak mami ini? Kamu punya pengalaman yang sama bisa berbagi mungkin kita semua bisa belajar dari pengalaman kamu.