Apabila kamu merasa cemas atau depresi pascaputus dari mantan, perasaan itu merupakan contoh pikiran negatif membuatmu sulit move on. Jika kamu biarkan pikiran negatif ini berlarut-larut bisa membuatmu sulit move on sama mantan.
Pikiran ini muncul ketika kamu mengalami kejadian yang dapat membuatmu tertekan secara psikis. Ya, kejadian putus sama mantan bisa membuat pikiranmu berisi hal-hal negatif atas apa yang terjadi.
Munculnya pikiran negatif membuatmu sulit move on dari mantan akibat kesalahan berpikir terkait dengan standar, target, dan ekspektasi yang kamu ciptakan dalam hubunganmu terdahulu
Hal ini yang dapat memengaruhi sikapmu atas apa yang kamu rasakan. Ya, pikiran mengenai cara kamu memandang dan menilai dirimu sendiri, termasuk juga bagaimana kamu memandang masa depanmu.
Jika pikiranmu berisi hal-hal yang negatif secara otomatis akan mengatakan putus cinta itu menyakitkan. Efeknya pasti menghasilkan perasaan negatif yang nyata pula. Contohnya, “ia pasti putusin aku karena aku jelek”, “aku tidak bahagia kalau tidak bersamanya”, “ditinggalin dia pasti masa depanku suram”, dan lain-lain.
Apabila pikiranmu berisi hal-hal yang positif akan mendorongmu untuk bersikap positif pula. Contohnya, “sekarang aku tidak punya kekasih, tapi suatu saat nanti aku pasti bahagia”, atau “aku sudah melakukan hal terbaik dalam hubunganku terdahulu”.
Contoh lainnya, “putus cinta yang kurasakan sekarang adalah pelajaran berharga dari Tuhan agar aku tidak mengulangi kesalahan yang sama”, “aku harus belajar mengendalikan diri dari luapan emosiku yang berlebihan (rasa cemburu, mau menang sendiri, suka berbicara kasar).
Beda lagi, kalau kamu mampu punya pikiran campuran antara positif dan negatif setelah putus cinta. Kamu akan punya dua sudut pandang yang berbeda dalam melihat kejadian ini, akhirnya kamu memiliki penilaian dan membuat keputusan yang seimbang dalam memandang dirimu.
Contohnya, “aku bersyukur, Tuhan memberitahu semuanya sekarang. Kalau aku tidak diputusin sama dia pasti masa depanku suram, “ini salahku ia minta putus karena dulu aku terlalu egois, suka berkata kasar, dan mau menang sendiri”.
Alasan pikiran negatif membuatmu sulit move on dari mantan, karena kamu cenderung sulit untuk diajak berpikir positif terhadap kejadian putus cinta (hanya melihat dari sisi negatif saja). Bahwa kamu sulit untuk melihat hal yang positif tentang dirimu sendiri, tetapi hal negatif sangat mudah kamu pikirkan.
Lama-lama pikiran negatif ini sering muncul dan lebih kuat bisa menghambatmu dalam melakukan aktivitas kehidupanmu. Bahkan, bisa memunculkan perasaan tidak enak hati di pikiran maupun perasaanmu.
Akhirnya kamu lebih cenderung mendengarkan pikiran negatif yang berputar-putar di kepalamu. Inilah yang membuatmu berkeinginan kuat untuk mencari pernyataan (pembenaran) yang mendukung pikiran negatif tersebut.
Proses ini yang membuatmu terjadi kesalahan berpikir setelah putus dari mantan. Bahwa kamu cenderung berfokus pada aspek negatif dari peristiwa putus cinta yang terjadi. Tak jarang, kamu selalu merasa cemas dan tertekan pascaputus cinta.
Kok bisa begitu? Karena kamu hanya melihat dari satu sisi peristiwa yang terjadi, yakni aspek negatif putus cinta. Misalnya, kamu takut kesepian, kamu takut tidak ada lagi yang memperhatikan, kamu takut dikatakan tidak laku, dan lain sebagainya.
Peristiwa ini membuatmu mengabaikan hal-hal positif yang terjadi dalam hidupmu. Contohnya, kamu tidak menyadari atau tidak peka sebenarnya ada seseorang yang benar-benar mencintai dan menyayangimu.
Tak jarang, ketika kamu merasa sedih, cemas, takut, atau marah atas peristiwa putus cinta yang terjadi. Kamu malah berasumsi “merasa tidak enak”, perasaan negatif ini yang mengambil alih dirimu dan memengaruhi cara berpikir kamu dalam menghadapi peristiwa ini.
Ya, kesalahan berpikir malah membuatmu membesar-besarkan peristiwa yang terjadi. Contohnya, “semua cowok atau cewek itu sama saja tidak ada yang setia”, “saya memang jelek dibandingkan dengan dia (pacar barunya mantan)”, “saya tidak mungkin bahagia dengan orang lain”, dan lain-lain.
Selain membesar-besarkan peristiwa yang terjadi, kamu juga cenderung beranggapan orang lain tidak menyukai dirimu. Contohnya, “tidak ada orang yang menyayangi saya”, “tidak ada yang peduli sama saya”, “saya tahu ia menolakku karena aku jelek”, dan lain-lain.
Atau pikiran lainnya, kamu beranggapan selalu memiliki nasib yang buruk. Contohnya, “saya sudah menjadi pacar yang baik dan menuruti keinginannya, tapi kenapa ia putusin aku”, “saya pecundang tidak mungkin ada orang yang mau jadi pacar aku”.
Kesalahan berpikir ini membuat perasaanmu ikut-ikutan menghalangi dirimu untuk berpikir dan melihat peristiwa putus cinta secara jelas. Akhirnya kamu jadi berpikir berdasarkan apa yang kamu rasakan, bukanlah berdasarkan apa yang sebenarnya terjadi.
Munculnya kesalahan berpikir terkait dengan standar, target, dan ekspektasi yang kamu ciptakan dalam hubunganmu bersama mantan. Ya, ada standar, target, dan ekspektasi dirimu terlalu tinggi membuatnya sulit tercapai oleh kamu.
Contohnya, ketika kamu masih bersama mantan menginginkan hubungan yang romantis. Namun, kamu malas untuk mengerahkan pikiran dan tenagamu untuk membangun keromantisan hubungan. Otomatis mantanmu juga malas berperilaku romantis.
Kamu mengatakan setelah putus akan membuat mantan menyesal, “aku bisa hidup tanpa dirinya”, atau “aku harus kuat tidak perlu bersedih”. Namun, kenyataannya kamu malah baper ketika mengetahui mantan sudah punya pacar baru, mantanmu sekarang lebih cantik/tampan, atau mantan lebih berprestasi dalam karier/bisnisnya.
Kesimpulan pikiran negatif membuatmu sulit move on dari mantan
Agar terhindar dari pikiran negatif pascaputus cinta, maka kamu harus mengetahui hubungan seperti apa yang kamu inginkan dan pahami juga putus cinta itu menyakitkan. Jangan paksakan diri menjadi kuat dalam waktu singkat untuk move on karena akan membuatmu kecewa apabila tidak bisa menjadi kuat.
Salah satu contohnya, kamu terburu-buru cari pacar baru dan langsung jadian tidak peduli cocok atau tidak, yang kamu anggap sebagai satu-satunya cara untuk move on dari mantan pacar.
Perilaku tersebut membuatmu rentan memiliki kesalahan berpikir setelah putus cinta. Jalani proses move on secara perlahan-lahan (pelan-pelan), jangan terburu-buru karena bisa menambah luka hati yang baru.
Untuk mengobati luka hati agar tuntas tidak setengah-setengah, ingatlah kembali kondisi apa yang membuatmu sedih atau tidak berdaya setelah putus dengan belajar berpikir realistis atas kejadian tersebut. Baca juga proses move on lainnya, berpikir seimbang bantu kamu move on Berjalan Lancar.
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca pikiran negatif membuatmu sulit move on dari mantan. Silakan bagikan artikel ini kepada pacar, teman, kakak, atau adikmu.
Bagaimana menurutmu? Yuk, berdiskusi untuk artikel ini atau ada yang ingin kamu tanyakan.