Pahit manis cinta pertama seorang remaja

cinta sejati - layanan curhat gratis - portal cinta terlengkap

Pahit manis cinta pertama seorang remaja memasuki masa pubertas tidak hanya akan mengalami perubahan secara fisik tetapi juga perubahan sikap, terlihat remaja secara sosial akan mulai tertarik untuk memiliki kelompok teman seusianya dengan hobi yang sama termasuk akan mulai tertarik dengan lawan jenis.

Masa pubertas ini remaja mulai tertarik dengan lawan jenis atau fase cinta monyet biasanya membuat orang tua menjadi was-was khususnya seorang ibu yang memiliki remaja putri jadi kebingungan setengah mati, alasannya bukan rahasia umum lagi apalagi pada zaman sekarang yang sudah modern dan serba canggih.

Banyak kasus-kasus yang terjadi di luar sana, di mana anak remaja terjerumus pada hal-hal yang tidak baik lantaran banyak terjerat masalah khususnya percintaan akibat mendapatkan pemahaman yang salah kaprah atau keliru baik dari lingkungan pergaulan, internet, media sosial maupun status sosial seperti bullying, narkoba, kalau cinta tandanya itu hubungan badan di luar nikah (ML), hamil di luar nikah, akan dilihat kalau memiliki barang branded, ingin mendapatkan uang instan mau dijual oleh temannya sendiri dan lain-lain.

Pahit manis cinta pertama seorang remaja banyak tidak mau terbuka bukan hanya takut dimarahi tetapi juga beranggapan orang tuanya tidak tahu apa-apa masalah cinta remaja

Sayangnya pemahaman yang salah kaprah ini terjadi, banyak remaja tidak mau terbuka kepada orang tuanya sendiri ketika ditanyai masalah pribadinya khususnya masalah cinta. Remaja masih ada yang takut, malu-malu mengungkapkan kepada orang tuanya atau tutup mulut lantaran orang tuanya tidak tahu apa-apa masalah cinta.

Remaja berpikiran bahwa orang tuanya kuno, kolot, ikut campur, tidak tahu apa-apa masalah cinta anak remaja dan lain-lain. Tak heran remaja akan berkata “ibu tahu apa”, atau “ayah tahu apa” ketika dibilangi atau dinasehati oleh orang tuanya tapi lebih mempercayai kata-kata teman-temannya yang belum memiliki pengalaman masalah cinta padahal orang tua dulunya pernah muda, pernah mengalami masa remaja dan merasakan manis pahitnya masalah cinta dengan segudang pengalaman tentang cinta.

Memang benar zamannya orang tua kita dulu dengan zaman sekarang berbeda tetapi kalau sudah menyangkut masalah cinta sampai kapanpun tidak akan pernah berubah akan tetap sama, maksudnya orang tua menanyai masalah pribadi anaknya termasuk masalah cinta supaya orang tua bisa share pengalaman cinta tidak ingin anaknya menderita akibat melakukan kesalahan yang bisa merugikan masa depannya.

Orang tua khususnya seorang ibu dalam menghadapi anaknya yang memasuki masa pubertas dituntut lebih sabar, terbuka dan berusaha memahami anak remajanya khususnya remaja putri, inilah salah satu kehebatan seorang ibu memiliki kemampuan dan kekuatan psikis untuk melakukan pendekatan terhadap anak-anaknya.

Artikel lainnya: saat jatuh cinta seseorang terlihat menarik.

Seorang ibu dalam melakukan pendekatan kepada anak remajanya berusaha menggunakan bahasa yang sama atau beradaptasi supaya mudah untuk dimengerti oleh anaknya dan berusaha berbicara dari hati ke hati termasuk menjelaskan semuanya bahwa ada konsekuensi di setiap tindakan atau keputusan yang anak pilih di dalam kehidupan ini secara tidak langsung seorang ibu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anaknya.

Seorang ibu khawatir anak remajanya khususnya remaja putri apabila mengetahui bahwa kenyataan cinta tidak semua kisah cinta dapat berakhir manis, atau terjerumus dalam pergaulan tidak baik, apalagi ketika mengetahui remaja putrinya pertama kali naksir seorang cowok berubah mulai centil, tersenyum sendiri dan salah tingkah.

Padahal sebelumnya tidak begitu, tak heran seorang ibu menjadi was-was akhirnya sering kepo kalau remaja putrinya jalan bareng teman-temannya “kamu lagi di mana, sama siapa dan pulang jam berapa”. Seorang ibu menanyakan hal tersebut atau sering kepo terhadap anaknya khususnya remaja putri adalah sesuatu hal yang wajar untuk mengetahui perkembangan dan keberadaan anaknya termasuk selalu siap mendampingi dan mendengarkan curhat sang anak.

Aturan sederhana seorang mama kepada anak-anaknya khususnya remaja putri adalah tidak masalah anaknya sedang dekat dengan seorang cowok asalkan tahu batasannya mana apa yang boleh dan mana yang tidak boleh, boleh jalan bareng bersama teman-temannya saat weekend, boleh pacaran setelah umur 17 tahun, harus jelas mau jalan ke mana, telepon selalu aktif untuk bisa dihubungi dan jangan pulang larut malam (ada jam malam).

Apabila seorang anak bisa menuruti dan menjalani aturan sederhana dari seorang ibu yang diberikan kepada anak remajanya, memang di awal terlihat ibunya bawel dan suka mengatur tetapi dari sinilah tingkat kepercayaan bisa kita peroleh untuk mendapatkan support dari orang tua bahwa kita sebagai anaknya bisa menjaga aturan ini dan mau terbuka pada hal apapun termasuk cinta.

Baca juga: kenapa pacaran menghabiskan uang.

Kesimpulannya pahit manis cinta pertama seorang remaja:

Remaja tidak mau terbuka kepada orang tuanya ketika ditanyai masalah pribadinya khususnya masalah cinta, tidak hanya takut dimarahi tetapi juga berpikiran orang tuanya kuno, kolot dan tidak tahu apa-apa tentang masalah cinta remaja saat ini. Jangan lupakan orang tua kita dulunya pernah muda, pernah menjalani masa remaja dan merasakan manis pahitnya masalah cinta dengan segudang pengalaman tentang cinta.

Apapun zamannya tetapi kalau sudah menyangkut masalah cinta sampai kapanpun tidak akan pernah berubah akan tetap sama, perbedaan zaman dulu dan zaman sekarang hanyalah terletak pada teknologi yang semakin maju dan canggih, jadi nikmat waktu indah bersama orang tua sebelum mereka dipanggil oleh Tuhan karena nanti kita akan merindukan semuanya.

Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca pahit manis cinta pertama seorang remaja, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Ada tanggapan lain?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top