Pacaran Itu Harus Serius dan Berkomitmen Bukan Main-Main

Kamu harus memiliki prinsip kalau mau pacaran itu harus serius dan berkomitmen bukan main-main saja. Tujuannya untuk menyortir mana saja orang yang serius menjalin hubungan cinta (pernikahan), mana orang yang sekadar ingin main-main saja (pacaran berlama-lama). Hal ini menyangkut gaya seseorang dalam memandang konsep membangun hubungan cinta.

Pemikiran ini berasal dari sifat dan pikiran seseorang saat membangun hubungan cinta. Apakah gaya pacaranmu itu menjunjung tinggi komitmen atau keseriusan hubungan? Ataukah, kamu menginginkan hubungan cinta karena faktor status atau ikut-ikutan semata. Misalnya, kamu takut dikatakan jomblo atau tidak laku.

Pacaran itu harus serius dan berkomitmen bukan main-main untuk mencegah kamu dari hubungan cinta tidak sehat. Contohnya, pacaran bertahun-tahun tidak kunjung menikah. Hal ini disebabkan salah satu pihak belum dewasa dan tidak ada komitmen sebelum memulai hubungan cinta pada dirinya

Pertanyaannya, sejak kapan seseorang mulai pacaran? Ada yang sudah pacaraan sejak SMP atau SMA. Bahkan, ada juga orang yang mulai pacaran ketika kuliah. Semua orang akan menjawab dengan standarnya masing-masing. Karena pacaran adalah hubungan cinta yang mempunyai takaran sendiri berbeda setiap orang, seperti soal usia, pemikiran, hingga bagaimana pola hubungannya.

Perbedaan itu disebabkan budaya dan gaya hidup setiap orang berbeda-beda. Atau, kamu mengenalnya dengan pola kebiasaan. Seperti yang kamu ketahui, konsep pacaran ini sangat berbeda antara usia remaja dan pradewasa. Pacaran usia remaja masih memikirkan dirinya sendiri “sifat ke-aku-an masih tinggi” dan cenderung berpikir pendek dalam menjalin hubungan cinta. Tak jarang, prosentase kegagalan hubungan pacaran yang dimulai dari usia remaja sangat tinggi.

Gaya pacaran usia pradewasa cenderung berkeinginan untuk menemukan pasangan hidup (menikah), karena ia memiliki konsep pacaran itu harus serius dan berkomitmen bukan main-main. Hal ini disebabkan pemikiran orang berusia pradewasa rata-rata lebih dewasa dibandingkan remaja ketika mengalami pergolakan emosi.

Pacaran Remaja Zaman Kekinian
Saat ini, fenomena pacaran remaja zaman kekinian sering terjebak hubungan cinta yang tidak sehat. Tidak hanya kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan verbal dan psikis paling sering dijumpai. Contohnya, hubungan putus nyambung hingga pergaulan bebas di luar batas (kehamilan di luar nikah). Tidak hanya menjadi dilema dua sepasang kekasih tersebut, tetapi juga kedua orang tua mereka.

Contoh lainnya, kasus-kasus pembunuhan akibat kekecewaan pasangan yang masih berusia remaja. Hal ini sangat wajar karena kasus kriminalitas yang diawali dengan kesalahpahaman pada pasangan remaja masih sangat tinggi. Penyebabnya mereka masih belum berpikiran dewasa, bahkan belum begitu paham atau mengerti tentang komitmen hubungan cinta dan konsekuensi yang mengikutinya.

Pacaran Sehat VS Pacaran Tidak Sehat
Pacaran sehat itu sangat penting untuk memaksimalkan kualitas hubungan dan memastikan tidak ada masalah di kemudian hari (meminimalisir masalah yang terjadi). Pacaran yang sehat itu ditandai adanya komitmen yang sama, yaitu: satu visi misi dan komunikasi terjalin dengan baik.

Ketika seseorang berpacaran sudah tidak mempunyai komitmen hubungan sejak awal, maka sulit untuk bisa membangun hubungan cinta yang sehat. Mengapa demikian? Karena ada keengganan dari salah satu pihak untuk menjalani keseriusan hubungan cinta. Tak jarang, kekecewaan yang ia dapatkan di masa mendatang. Misalnya, pacaran bertahun-tahun lamanya tidak kunjung dinikahi.

Komitmen cinta bukanlah perkara sepele, seperti lirik lagu Band Armada “Mau dibawa ke mana hubungan kita”. Pertanyaan tersebut haruslah dijawab, terutama bagi kalian yang sudah menjalani pacaran cukup lama. Tetapi, tidak kunjung menikah. Pacaran itu bukan menyangkut soal dijalani dulu saja, kalau ok berlanjut. Namun, kamu juga harus memiliki jenjang waktu yang jelas. Kapan akan berlanjut ke jenjang lebih serius.

Sebaiknya pikirkan secara baik-baik sebelum kamu memulai hubungan pacaran. Jangan hanya dilandasi rasa suka atau cinta sesaat, tetapi juga kamu harus mampu memberikan tanggung jawab penuh terhadap hubunganmu. Hal ini bisa menjadi awal terbentuknya hubungan cinta tidak sehat atau mengambang. Misalnya, pacaran bertahun-tahun tidak kunjung menikah.

Kesimpulan pacaran itu harus serius dan berkomitmen bukan main-main

Kurangnya komitmen sebagai akibat dari ketidakjelasan langkah (visi misi) sebelum memulai hubungan cinta. Gaya pacaran bertahun-tahun lamanya tidak menikah-nikah merupakan beberapa contoh hubungan cinta tidak sehat. Alasannya hanya satu, yaitu: pihak yang menjalani hubungan tersebut belum dewasa dan tidak ada komitmen. Oleh karena itu, hubungan pacaran yang sehat adalah komitmen serius bukan untuk orang yang masih ingin main-main dalam menjalin hubungan cinta. Tujuan hubungan cinta itu jelas, yakni menuju ke jenjang pernikahan.

Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca pacaran itu harus serius dan berkomitmen bukan main-main. Bagikan artikel ini kepada teman-temanmu, pacarmu, atau keluargamu. Jika kamu punya pendapat lain tentang pacaran itu harus serius dan berkomitmen bukan main-main? Silakan berinteraksi dengan memberikan komentarnya di bawah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top