Jika kamu punya pacar suka intimidasi, menggunakan kekerasan verbal atau psikis, sehingga pacar posesif adalah contoh toxic relationship. Apa tandanya kamu menjalani hubungan tidak sehat ini? Kamu tidak bahagia dengan hubunganmu, tetapi kamu tidak bisa lepas dari pacarmu karena masih cinta.
Ya, toxic relationship bisa dikatakan siklus yang terjadi berulang-ulang dalam rentang waktu cukup lama. Di sisi lain, kamu menolak untuk percaya kalau hubungan yang dijalani tidak baik ke depannya untuk dirimu (baca: beranggapan pacarmu itu orang baik).
Alasannya apa hubunganmu yang dijalani tidak sehat? Coba kamu perhatian siklus hubunganmu, Setiap kali terjadi pertengkaran, kamu selalu minta maaf pada pacarmu, lalu baikan seperti biasanya. Kemudian, bertengkar lagi dan kamulah yang pertama kali minta maaf, dan balikan lagi. Begitu seterusnya tidak ada solusinya.
Siklus hubungan ini selalu diawali ketegangan terlebih dahulu, contohnya pacarmu terlalu posesif. Lama-lama sikap pacarmu ini membuatmu tidak nyaman dalam menjalani hubungan cinta. Ya, kamu terganggu dalam beraktivitas keseharian, misalnya berkumpul dengan keluarga, sahabat, ataupun menjalani hobimu.
Siklus ini akan menciptakan suatu kejadian yang mampu membuatmu terluka dalam hubunganmu, contohnya pacarmu terlalu posesif, ia akan berani melakukan kekerasan fisik ataupun verbal terhadap dirimu. Tak jarang, kamu akan merasakan sakit hati akibat perilaku pacarmu.
Nah, beberapa saat kemudian pacarmu minta maaf atau berjanji tidak akan mengulangi lagi. Setelah hubungan kembali normal (baca: sudah baikan). Pacarmu akan mengulangi lagi perbuatan itu (siklus) yang sama terulang kembali. Bertengkar – minta maaf – baikan lagi – begitu seterusnya.
Jika kamu mengalami siklus tidak sehat ini, ayo segera cari solusi terbaik untuk hubunganmu. Bagaimana caranya? Kamu harus berbicara dengan pacarmu, bahwa kamu tidak suka sikapnya (misalnya, terlalu posesif, suka memakai kekerasan dalam menyelesaikan masalah, atau suka intimidasi).
Setelah itu, kamu ambil sikap yang tegas. Apabila dilanjutkan hubungan ini pacarmu harus berkomitmen untuk berubah bukan berjanji saja. Ya, kamu minta pacarmu tidak mengulangi lagi perbuatannya yang egois. Sikap tegas ini mampu kamu lakukan apabila logikamu ikut bermain tidak hanya perasaan saja (baca: kamu menyadari sikap egois pacarmu).
Beda lagi, kalau kamu terlalu cinta (Bucin) dengan pacarmu. Kamu tidak mau percaya atas sikap buruk pacarmu, “Ia tidak jahat sama aku”, “pacarku orang baik”, pacarku kayak gitu karena sayang sama aku”, dan lain-lain.
Cara untuk mengatasinya, kamu butuh orang terdekat atau bantuan profesional untuk berbicara (baca: membuka pikiranmu kalau hubungan yang dijalani sudah tidak sehat), kalau diteruskan hubungannya kamu akan menderita secara fisik maupun psikis.
Jika kamu sudah berbicara, namun pacarmu tidak mau berubah. Cara terbaiknya minta putus dari pacarmu daripada kamu menderita secara fisik maupun psikis dalam menjalani hubungan ke depannya.
Memang keputusan minta putus akan jadi sulit bagi kamu yang terlalu cinta dengan pacarmu, yang menganggap perbuatan buruk pacar itu biasa-biasa saja. Bahkan, kamu bisa jadi depresi apabila ada keinginan minta putus tapi kamu sendiri tidak mau putus dari pacar.
Setelah putus wajar kamu tidak nafsu makan, beranggapan hidupmu tidak berarti lagi, hingga kamu akan merasa kesepian walaupun dikelilingi oleh orang-orang terdekat. Hal ini disebabkan sepanjang waktu selalu ditemani oleh pacarmu, namun saat ini tidak ada lagi pacarmu yang menemani dirimu.
Untuk mengatasinya, kamu jangan terlalu sering memikirkan kenangan saat bersama pacar sekarang telah menjadi mantan. Banyak menyibukkan diri dengan bergaul, mencari kegiatan sosial, atau ikut bergabung dengan komunitas yang sesuai passion atau hobimu.
Jangan lupakan juga, kamu harus berkomitmen pada dirimu sendiri untuk memutuskan komunikasi apapun yang berkaitan dengan mantan. Misalnya, hapus semua nomor telepon mantan, hapus atau blokir media sosial mantan, serta jangan berinteraksi dengan teman dekat mantan. (baca juga, ada 5 tanda pacarmu tidak punya prioritas dalam hubungannya).
Kesimpulan pacar posesif adalah contoh toxic relationship
Toxic relationship atau hubungan tidak sehat berawal dari sikap pacar terlalu posesif, suka menggunakan kekerasan (fisik, psikis, atau seksual), ataupun suka intimidasi dalam hubungannya. Siklus hubungan ini selalu dimulai dari pertengkaran, kamu atau pacar minta maaf, dan baikan lagi.
Namun, ketika terjadi pertengkaran lagi akan mengulangi hal yang sama, bertengkar – minta maaf – baikan lagi – begitu seterusnya terjadi berulang-ulang. Cara untuk menyelesaikannya, ya berbicara dengan pacar. Kamu minta pacar untuk berubah karena tidak suka dengan sikapnya yang terlalu posesif.
Kalau pacar tidak mau berubah “aku begini orangnya”, bahkan malah menyalahkan kamu. Kamu pilih minta putus daripada menderita secara fisik dan psikis selamanya. Jangan lupa cari kesibukan yang berarti untuk melupakan kenangan terhadap mantan.
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca pacar posesif adalah contoh toxic relationship. Silakan bagikan artikel ini kepada pacar, teman, kakak, atau adikmu.
Bagaimana menurutmu? Yuk, berdiskusi untuk artikel ini atau ada yang ingin kamu tanyakan.