Menghadapi mantan yang suka bully di media sosial via smartphone-nya, mantan tidak sadar akibat kelakuannya yang tidak bertanggung jawab melalui tindakan meneror dan membully di media sosial bisa membuat orang yang menjadi target bully-nya. Lama-lama jadi stres bahkan depresi dan memilih jalan bunuh diri karena tidak tahan di-bully, apalagi banyak sekali berita yang memuat tentang orang yang sampai mati karena tak tahan di-bully.
Mantan mungkin berpikiran masalah bully-membully di media sosial dianggapnya asyik, atau ajang seru-seruan saja tetapi masalah bully-membully bukanlah masalah yang sepele karena orang yang menjadi korbannya, terutama memiliki kedudukan terhormat atau kekuatan di belakangnya bisa mengajukan tuntutan hukum. Misalnya orang tuanya tidak terima anaknya di-bully lalu melaporkan ke polisi.
Mantan yang suka bully-membully di media sosial apa pun bentuknya, menunjukkan orangnya masih labil “belum mampu mengelola konflik dalam dirinya”. Gadgetnya boleh bernama smartphone tetapi tidak membuat pemiliknya menjadi lebih smart daripada sebelumnya untuk menunjang aktivitas kehidupannya.
Menghadapi mantan yang suka bully di media sosial, abaikan saja buat apa meresponnya, kalau kamu semakin cuek nanti mantan akan capek dengan sendirinya tapi kalau sudah kelewatan batas ada baiknya diblokir
Alatnya smartphone tapi pemiliknya belum tentu smart, kenapa? mantan yang suka bully-membully di media sosial memang mampu untuk membeli gadget yang bernama smartphone tetapi fungsinya digunakan bukan untuk mengembangkan kualitas dirinya, namun dipergunakan untuk mengetik hal-hal yang tidak bermanfaat, dan tidak bermutu bahkan tidak terpuji.
Cara menghadapi mantan yang suka bully di media sosial, kalau kamu menjadi korbannya maka abaikan saja, buat apa memusingkan atau memikirkan mantan yang tidak penting lagi buat kamu. Semakin kamu memusingkan mantan maka mantan akan semakin menjadi-jadi, kalau kamu semakin cuek maka mantan akan capek sendiri dan selesai masalahnya.
Kenapa kamu harus cuek? alasannya hanya satu, yaitu hidup kamu jadi lebih tenang dan tidak terganggu dengan posting atau kicauan yang tidak produktif, dan tidak bermanfaat bahkan tidak bermutu seperti bully-membully karena itu hanya mengganggu aktivitas kamu sehari-hari.
Apalagi buat apa kamu memusingkan atau memikirkan mantan yang tidak jelas, kalau mantan tidak suka sama kamu, iya sudah itu urusannya mantan. Kamu tidak perlu memusingkan semua hal yang diucapkan atau dilakukan oleh mantan di media sosial.
Apa pun yang diucapkan atau dilakukan mantan dengan membully kamu di media sosial, artinya tindakannya mantan itu tidak jelas. Kalau dituruti sama saja kamu menuruti orang gila, ada baiknya cuekin saja karena hidup kamu tidak terbatas hanya pada media sosial yang terus-menerus mengecek satu persatu status yang masuk.
Mantan yang suka bully-membully kamu di media sosial menunjukkan mantan orangnya labil, kalau dipikirkan kembali kamu bersyukur sudah putus darinya. Kenapa? bagaimana mungkin mau menjalani hubungan yang nyaman, aman, dan tenteram ke depannya, kalau pasangan kamu (mantan) masih labil orangnya yang ada selalu dijumpai hubungan penuh dengan egois dan emosi.
Bila sikap kamu sudah cuek tetapi perilaku mantan masih suka membully sampai tahap sudah kelewatan batas seperti menghina orang tua, atau orang yang kamu hormati maka kamu bisa menyikapi belajar merespons dengan baik kepada mantan, misalnya menegur atau memblokirnya.
Belajar merespons dengan baik bisa membuat kamu menyadari tidak semua respons kamu bisa dianggap positif, bahkan kamu bisa dikatakan sombong atau sok, lalu mantan berkicau di media sosial miliknya. Namun sisi lainnya bisa membuat kamu bersikap cuek atau biarin saja karena ada seseorang yang salah tangkap apa maksud dan reaksi dari kamu.
Mantan yang membully kamu di media sosial sebenarnya belum mengenal lebih jauh siapakah diri kamu yang sebenarnya, apalagi hidup kamu tidak bisa disimpulkan lewat 140 kata atau satu posting-an penuh yang panjang di media sosial.
Manfaat lainnya belajar merespons dengan baik adalah kamu tidak perlu sibuk membalas atau mengklarifikasi apa yang mantan lakukan karena semua itu hanyalah buang-buang waktu, tenaga, dan pikiran. Apalagi kamu hidup di dunia offline bukan dunia online dalam beraktivitas sehari-hari.
Kalau mantan masih dijumpai berkicau di media sosial, lalu kesibukannya mantan yang sebenarnya apa? apa urusannya di dunia online jauh lebih penting daripada urusannya di dunia offline. Ataukah mantan menggunakan jempolnya untuk menjaga image-nya agar tidak mau dipermasalahkan, perilakunya mantan yang menghabiskan waktu di media sosial menunjukkan bahwa dirinya memiliki banyak sekali masalah yang belum terselesaikan dengan baik (terbengkalai).
Kesimpulan menghadapi mantan yang suka bully di media sosial:
Mantan masih suka membully kamu di media sosial menunjukkan orangnya masih labil “belum mampu mengelola konflik dalam dirinya”, istilahnya gadgetnya boleh smartphone tapi pemiliknya belum tentu smart. Kalau kamu menjadi korbannya, ada baiknya abaikan saja buat apa merespon mantan.
Semakin kamu merespon, mantan akan semakin menjadi-jadi. Kalau kamu semakin cuek, mantan akan capek sendiri. Namun ada baiknya kalau mantan sudah kelewatan batas diblokir saja agar hidup kamu jadi lebih tenang dan tidak terganggu dengan posting atau kicauan yang tidak bermutu.
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca menghadapi mantan yang suka bully di media sosial, silakan bagikan agar bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?