Apakah akhir-akhir ini kita merasakan adanya perubahan seperti bukan lagi mengenal diri kita sendiri, emosi kita semakin tidak stabil tiba-tiba berubah mulai suka marah-marah, keras kepala, keras hati, suka menyalahkan, emosi meledak-ledak, terkadang memberontak terutama ketika menghadapi orang lain, studi ataupun pekerjaan padahal dulu kita tidak seperti itu.
Kenapa emosi tidak stabil biasanya disebabkan pemicunya berasal dari masa lalu yang pernah kita alami dan adanya persoalan yang datang menumpuk
Apabila ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan atau kehendak kita, langsung marah-marah terkadang memaki bahkan parahnya sampai membanting atau melempar sebuah barang. Perubahan karakter dan kepribadian berubah seperti ini biasanya disebabkan adanya faktor di masa lalu sebagai pemicunya.
Gangguan perubahan ini jangan pernah kita mengatakan atau memiliki pemikiran bahwa diri kita gila tetapi ada saatnya kita sedang depresi, setiap orang akan pernah mengalaminya gangguan depresi ini pada suatu waktu di kurun waktu tertentu dalam hidup kita.
Depresi artinya kita sedang ada masalah pada mood atau perasaan kita, gangguan ini saling berkaitan erat antara jiwa dan fisik. Bila jiwa kita sedang ada masalah maka fisik akan merasakan apa yang dirasakan oleh jiwa maupun sebaliknya akhirnya fisik kita pun jatuh sakit seperti tidak selera makan, pusing, mual, sakit perut dan lain-lain.
Perubahan sikap ini biasanya disebabkan pemicunya berasal dari masa lalu yang pernah kita alami dan adanya persoalan yang datang menumpuk tetapi tidak ada penyelesaian yang dapat memuaskan jiwa kita, misalnya di masa lalu kita pernah menjadi korban bullying, tidak percaya diri atas kekurangannya atau sering mengalah di dalam keluarga.
Perubahan kenapa emosi tidak stabil berawal dari stress yang berkepanjangan tak kunjung selesai yang sedang kita alami dan ada kecenderungan bersikap safety player
Perubahan ini didukung oleh kepribadian kita khususnya bagaimana setiap menghadapi masalah memiliki kecenderungan represif dan tidak asertif sehingga ketika meluapkan suatu ketidaknyamanan adanya suatu masalah kita terbiasa membiarkan sebuah masalah atau layaknya tong sampah dalam jiwa kita, lama-kelamaan semakin banyak dan menumpuk akhirnya sudah tidak muat lagi untuk menampung semua emosi negatif yang ada berefek tersentuhlah perubahan mood kita.
Biasanya masalah yang memicu perubahan ini berawal dari stress yang berkepanjangan tak kunjung selesai, bisa mulai dari masalah keluarga, pekerjaan, interpersonal atau berbagai masalah lainnya sehingga kita menderita tentang masalah yang tidak bisa dipecahkan atau burn out di dalam pikiran dan jiwa.
Disisi lain kita cenderung bersikap menjadi safety player dalam kehidupan kita yang cenderung diam, membiarkan atau menerima apapun yang orang lain lakukan kepada diri kita, hal tersebut seringkali membuat kita menjadi sulit bersikap asertif. Apalagi kita memiliki persepsi harus selalu mengalah, menurut apa kata orang atau lebih mendengarkan apa kata orang yang belum tentu cocok untuk situasi dan kondisi kita saat ini.
Alasan kenapa emosi tidak stabil disebabkan adanya sikap kita yang suka kesal atau sebal di belakang bila ada sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita
Dalam kehidupan ada baiknya sangat perlu kita bersikap asertif, yaitu mampu mengatakan apa yang kita inginkan juga apa yang tidak kita inginkan dengan sikap yang tegas, berani terus terang, tentu saja dengan cara yang baik dan bijaksana dalam menyampaikannya. Hal tersebut bisa membuat diri kita menjadi pribadi yang fleksibel dan menghindari diri kita dari sikap suka kesal atau sebal di belakang karena hal yang manipulatif bisa menjadi bumerang bagi diri kita sendiri maupun perasaan kita kedepannya.
Kesimpulannya kenapa emosi tidak stabil adalah jika kita merasakan adanya perubahan bukan lagi mengenal diri kita sendiri, emosi kita semakin tidak stabil tiba-tiba berubah suka marah-marah, keras kepala, keras hati, suka menyalahkan, emosi meledak-ledak padahal dulu kita tidak seperti itu. Terutama bila tidak sesuai dengan keinginan atau kehendak kita, langsung marah-marah terkadang memaki dan parahnya sampai membanting atau melempar barang.
Gangguan perubahan ini jangan pernah kita mengatakan atau memiliki pemikiran bahwa diri kita gila tetapi ada saatnya kita sedang depresi, ada masalah pada mood atau perasaan kita karena setiap orang akan pernah mengalaminya pada kurun waktu tertentu dalam hidup kita. Ada kalanya kita tidak bersikap menjadi safety player dalam kehidupan kita supaya kita bisa bersikap asertif.
Sahabat juga bisa membaca informasi penting lainnya tentang penyebab emosi tak terkontrol disebabkan hal yang sepele atau tanpa ada alasan di belakangnya apabila dibiarkan bisa mengganggu aktifitas keseharian kita dibawah ini:
penyebab emosi tak terkontrol.
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca artikel kenapa emosi tidak stabil, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua.
Selamat pagi saya ayu disurabaya usia saya 26 tahun, mohon bantuannya.
Kenapa saya tidak bisa mengontrol emosi saya dan saya juga mudah tersinggung. Semakin hari saya semakin tidak bisa mengenali diri saya sendiri, dulu saya cuek, diam, tenang.
Apakah karena trauma yang saya alami?
Mohon bantuannya, apakah benar saya mengalami depresi?
Kalau iya bagaimana solusinya?
Saya benar-benar ingin sembuh, kasihan suami saya harus merasakan dampaknya, saya juga tidak ingin gagal berumah tangga.
depresi berbeda kasus dengan yang Ayu hadapi. Ayu tidak bisa mengontrol emosinya atau mudah tersinggung karena punya masalah yang Ayu tutupi. Ayu juga tidak mau terbuka dengan suami atau keluarganya. Jika Ayu punya masalah ceritakan saja kepada suaminya dan lebih dekatkan diri kepada Tuhan. Belajarlah menerima apa pun yang terjadi dan bersikap sabar. Belajarlah bersikap dewasa karena Ayu masih suka tersulut emosi, mudah marah tidak jelas, dan mudah tersinggung. Jadi, Ayu belajarlah mengendalikan emosinya dengan bersikap dewasa karena yang bisa mengubah itu semua adalah diri Ayu sendiri. Berubahlah untuk suamimu, keluargamu, dan anak-anakmu. Jika Ayu tidak bisa mengontrol emosinya (bersikap dewasa), yang terkena dampaknya adalah suami dan anak-anak.