Cinta itu saling memaafkan sebagai bentuk keikhlasan dalam menjalankan dan menerima suatu cinta, saling memaafkan di dalam cinta tidak hanya berdimensi religius berhubungan dengan Tuhan tetapi juga berdimensi sosial berhubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Mengapa saling memaafkan dalam cinta memiliki dua dimensi saling berkaitan satu sama lainnya, seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah tempatnya melakukan kesalahan dan melakukan kesalahan adalah hal yang manusiawi tetapi apabila ada seorang manusia yang mau memaafkan itu adalah bagian yang bersifat kesucian.
Makna tersebut memiliki arti bahwa siapapun orangnya sangat mudah untuk melakukan kesalahan atau kekeliruan sepanjang hidupnya walaupun begitu manusia gampang sekali untuk berbuat kesalahan tetapi hanya beberapa manusia yang berani mengakui kesalahannya bahkan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya akibat perilakunya yang dapat menyakiti perasaan orang lain.
Manusia yang berani meminta maaf ataupun mau memaafkan adalah hal-hal yang bersifat kesucian karena kemampuan untuk berani meminta maaf maupun mau memaafkan di dalam perilakunya terdapat adanya sifat-sifat kasih sayang, dua kemampuan tersebut hanya mereka yang memiliki kemampuan dalam memenangi atas pertarungan melawan hawa nafsu di dalam dirinya sendiri.
Orang yang berani meminta maaf atas kesalahannya bukan malah menyalahkan maupun mau memaafkan atas kesalahan orang lain terhadap dirinya membutuhkan kekuatan tersendiri untuk melawan keegoisannya maupun keegoannya di dalam dirinya sendiri, kenapa? seperti yang kita tahu sendiri bahwa proses buat meminta maaf ataupun memaafkan harus menekankan terlebih dahulu suatu bentuk kegengsian di dalam dirinya.
Hal tersebut tentu saja membutuhkan sebuah kekuatan jiwa yang sangat kuat di dalam dirinya sehingga mereka sanggup untuk meminta maaf maupun memberikan maaf, bagi orang-orang yang tidak memiliki jiwa yang kuat atau lemah akan sangat sulit sekali untuk mencapai suatu proses buat meminta maaf ataupun memaafkan bahkan yang terjadi malah menyalahkan atau merasa dirinya paling benar.
Orang yang lemah jiwanya selalu ditemukan sangat gampang untuk mengkritik orang lain tetapi sulit sekali untuk menerima kritikan orang lain ataupun mengkritik dirinya sendiri namun bagi orang yang kuat jiwanya, bagaimana caranya supaya dia bisa menekankan keegoannya melalui rendah hati dengan berani mengevaluasi dirinya sendiri bisa dengan cara menerima kritikan orang lain atau mengkritik dirinya sendiri atas sesuatu kesalahan yang dia lakukan.
Saling memaaafkan adalah bagian dari cinta yang murni tidak bisa dipisahkan dari hakikat sebuah cinta, kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh disertai dengan ketulusan dan keikhlasan tanpa adanya basa basi di belakangnya maka saling memaafkan yang sesungguhnya merupakan metode yang luar biasa untuk memulihkan keseimbangan jiwa maupun pikiran akibat dari adanya konflik yang terjadi.
Walaupun saling memaafkan merupakan metode yang luar biasa bisa memulihkan keseimbangan jiwa maupun pikiran, tidak boleh dilakukan demi suatu tujuan negatif tertentu di belakangnya atau hanya memanfaatkannya, misalnya berselingkuh dengan alasan bahwa kekasihnya dahulu terlalu mengatur bahkan cerewet tetapi minta balikkan lagi karena selingkuhannya tidak sesuai dengan harapannya.
Bahaya saling memaafkan dilakukan hanya untuk suatu tujuan negatif tertentu, lama-kelamaan akan kehilangan maknanya bisa membuat hilangnya substansi sehingga pada akhirnya hal tersebut menjadi kebiasaan belaka, jangan heran selalu ditemukan sebuah pelajaran tidak pernah habis-habisnya setelah memaafkan akhirnya kembali mengulangi melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang.
Akhirnya hanya menjadi bahan permainan belaka dengan kata lain seseorang yang terus-menerus mengulangi kembali melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang, menandakan bahwa dia orangnya egois, tidak tahu malu, meremehkan kebaikan orang lain dan tidak mau belajar memperbaiki kualitas dirinya.
Orang seperti ini beranggapan tidak apa-apa melakukan kesalahan berulangkali karena manusia adalah tempatnya kesalahan, kalau dia melakukan kesalahan bisa minta maaf lagi dan orang-orang pasti akan memaafkannya, nanti mereka akan lupa dengan sendirinya atas kesalahan-kesalahan yang dia berbuat. Tak heran orang ini akan selalu terkena masalah dengan pola yang sama berulang-ulang.
Hindari menjadi orang yang selalu terkena masalah dengan pola yang sama berulang-ulang akibat mengampangkan kesalahan yang kita ciptakan sendiri berulang-ulang lalu mengampangkan meminta maaf tanpa adanya penyesalan bisa membuat seseorang menjadi ilfil dengan kita, baca juga apa benar arti cinta bikin otak jadi sehat.
Kesimpulannya: cinta itu saling memaafkan apabila ada orang yang berani meminta maaf ataupun mau memaafkan adalah suatu kemampuan dirinya dalam memenangi pertarungan melawan hawa nafsunya, membutuhkan kekuatan tersendiri buat mengontrol keegoisan maupun keegoan di dalam dirinya sendiri, bahwa proses meminta maaf ataupun memaafkan harus menekankan terlebih dahulu suatu bentuk kegengsian di dalam dirinya.
Orang berani meminta maaf ataupun mau memaafkan adalah orang yang berjiwa kuat berusaha bagaimana caranya supaya bisa menekankan keegoannya melalui rendah hati dengan berani mengevaluasi dirinya sendiri bisa dengan cara menerima kritikan orang lain atau mengkritik dirinya sendiri atas kesalahan yang dia pernah berbuat.
Terima kasih sobat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca cinta itu saling memaafkan adalah kekuatannya, jangan lupa bagikan artikel ini ke teman-temanmu, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Sobat ada tanggapan lain?