Kenapa cinta itu perilaku romantis bukan perilaku penuh emosi? cinta itu bahasa kasih sayang, sabar, dan membimbing menuju arah yang lebih baik bersama-sama. Namun sebelum mendapatkan itu semua, kamu dan pasanganmu harus memiliki dasar cinta yang kuat dalam menjalani hubungannya, yaitu komitmen jangka panjang.
Artinya kamu dan pasanganmu menjalin hubungan cinta bukan sekedar main-main atau hanya menginginkan status semata, contohnya pacaran bertahun-tahun lamanya tidak kunjung menikah, secepat kilat mencari pacar tidak mau dikatakan jomblo atau tidak laku. Kata lainnya menjalin hubungan cinta untuk menghabiskan waktu yang relatif panjang secara bersama-sama tanpa batasan waktu.
Kuncinya cinta itu perilaku romantis bukan perilaku penuh emosi adalah komitmen yang di dalamnya ada nilai-nilai religius, moralitas, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan
1. Nilai religius
Nilai-nilai cinta yang terkait dengan keterikatan antara kamu dengan pasanganmu atas sesuatu hal yang dianggap memiliki kemampuan yang sakral, suci, dan mulia. Jika hubungan cinta ada nilai religius atau mengikutsertakan Tuhan di dalam hubungannya, maka dalam membangun kualitas hubungannya akan mempunyai motivasi yang semata-mata untuk meraih ridho Tuhan di dalam setiap perbuatan yang dikerjakannya.
Contohnya kedua pasangan sepakat untuk menghindari hubungan badan di luar nikah yang hanya akan merusak keromantisan hubungannya ke depan, perbuatan mengajak hubungan badan di luar nikah itu bukan bentuk cinta yang suci tetapi salah satu bentuk cinta yang egois belaka, apalagi perbuatan itu sangat disukai oleh setan dan dibenci oleh Tuhan.
2. Nilai moralitas
Nilai-nilai cinta yang terkait dengan pembentukan satu kesadaran perihal kedisiplinan dalam membangun kualitas hubungannya, setiap pasangan yang menjalin hubungan cinta memiliki potensi untuk memiliki hubungan yang prima. Ini berkaitan erat dengan hubungan cinta yang beradab, dalam artian kedua pasangan mudah menerima kebenaran “kekurangan” dengan tulus yang dimiliki oleh pasangannya.
Kesadaran inilah menjadi motivasi untuk membangun kualitas hubungannya untuk meraih kebahagiaan bersama-sama dengan usaha yang gigih, tercermin bisa diimplementasikan dalam wujud sikap hidup yang penuh dengan toleransi, saling menghormati, saling memahami dan saling mengerti satu sama lainnya.
Tak heran pola kehidupan dalam hubungannya yang teratur dan damai bisa terwujudkan, contohnya pasanganmu sedang berbicara untuk mengeluarkan unek-uneknya, maka sikap kamu menghormati pasanganmu yang sedang berbicara dan mendengarkannya sampai tuntas.
3. Nilai persatuan
Nilai-nilai cinta yang terkait dengan perpaduan yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan yang utuh, kamu dan pasangan adalah dua orang yang berbeda, baik itu pola pikir, kebiasaan, emosi, ego, jalan keluar menghadapi persoalan, dan wujud syukurnya. Persatuan dalam hubungan cinta untuk mewujudkan kasih sayang dari perbedaan tersebut dalam suatu sikap atau pandangan yang luas dan objektif bukan pandangan sempit dan subjektif belaka.
Contohnya kamu ada anggapan orang yang disayangi seharusnya sempurna dan tidak membuat jengkel, kaget ketika pasanganmu memiliki kekurangan sehingga meruntuhkan semua anggapanmu selama ini akibat terlalu banyak menonton acara yang menjual harapan semu belaka. Tak heran kamu sering dijumpai suka mengeluh atau menyalahkan pasanganmu, bahkan langsung minta putus kalau tidak sesuai dengan harapanmu.
4. Nilai permusyawaratan
Nilai-nilai cinta yang terkait dengan interaksi dalam berkomunikasi untuk melahirkan kesepakatan bersama, apa yang menjadi landasan yang kuat untuk kedua pasangan menjalin hubungan cinta ke depan “basic tujuan dari hubungannya apa”, apakah itu keseriusan atau sekedar masih ingin main-main.
Interaksi komunikasi untuk mengerahkan potensi yang ada di dalam hubungannya seperti pengendalian diri untuk menekankan pemikiran egois semata yang dapat merugikan hubungannya ke depan “lebih memikirkan kepentingannya sendiri bukan kepentingan bersama”, kata lainnya membebaskan diri dari belenggu pemikiran yang sempit.
Contohnya kamu hanya menuntut ingin dimengerti kemauanmu tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada pasanganmu tentang apa yang diinginkan oleh kamu itu sama saja artinya kamu maunya pasanganmu lebih berinisiatif untuk mengerti kemauanmu, kalau gagal memenuhi kemauanmu tak jarang pasanganmu sering dikatakan tidak peka.
5. Nilai keadilan
Nilai-nilai cinta yang terkait dengan menjunjung tinggi mengenai norma-norma dan keseimbangan yang berlaku dalam membangun kualitas hubungannya untuk mewujudkan situasi dan kondisi yang bersatu dengan organik komitmen jangka panjang, setiap pasangan yang menjalin hubungan cinta berpeluang sama untuk tumbuh dan berkembang memperoleh apa yang telah dicita-citakan bersama dari awal.
Contohnya ingin memiliki pasangan yang baik hati, pengertian, bertanggung jawab, penyayang, dan romantis tetapi sayangnya kamu masih bermalas-malasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dirimu yang tercermin dari kamu masih suka mengeluh, masih suka menyalahkan pasanganmu, atau masih suka menuntut untuk dituruti kemauanmu itu sama saja kamu tidak mau berupaya untuk berubah.
Kesimpulan cinta itu perilaku romantis bukan perilaku penuh emosi:
Kalau kamu menginginkan cinta itu perilaku romantis bukan perilaku penuh emosi yang di dalamnya ada bahasa kasih sayang, kesabaran, dan membimbing. Kamu dan pasanganmu di dalam hubungannya harus memiliki dasar cinta yang kuat, yaitu komitmen jangka panjang. jadi, apakah hubunganmu bersama pacarmu saat ini memiliki tujuan yang pasti untuk keseriusan, ataukah sekedar ingin main-main dulu.
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca cinta itu perilaku romantis bukan perilaku penuh emosi, silakan bagikan agar bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?