Cinta ibaratnya seperti warung kopi dalam membangun dan mengembangkan kualitas hubungan cintanya, kenapa? cinta pada dasarnya sebuah interaksi sosial dan manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, jadi tidak mengherankan kalau cinta dan manusia sebagai satu kesatuan ikatan yang erat saling membutuhkan satu sama lainnya.
Seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk saling berinteraksi, dari situ manusia satu sama lainnya membutuhkan cinta untuk membangun sebuah komunikasi. Melalui komunikasi bisa menciptakan sebuah kehangatan, keharmonisan, kebersamaaan, ketenangan dan kepedulian tetapi juga memberikan kesempatan di dalamnya untuk membangun suatu akses relasi yang kuat secara mendalam.
Tak heran seorang manusia menginginkan sebuah cinta hadir di dalam kehidupannya, terutama ingin menghabiskan waktu hingga akhir hayat bersama orang yang dicintai dan disayanginya maka tidaklah berlebihan bahwa cinta itu lahir tanpa mengenal batas lapisan atau kelas, istilahnya cinta akan mendatangi semua kalangan dan lapisan manusia tanpa pandang dulu.
Cinta ibaratnya seperti warung kopi sebuah interaksi yang berasal dari ikatan yang erat saling membutuhkan satu sama lainnya untuk membangun komunikasi yang hangat
Cinta bisa dikatakan legitimasi yang mampu menawarkan ide-ide kreativitas yang segar, keterbukaan, kejujuran dan demokratisasi sebagai wacana dan gagasan yang besar terhadap harapan atau hajat hidup dari banyak orang bisa muncul di sini, istilahnya mengakrabkan sesuatu yang ingin dicapai, baik itu dalam hidupnya maupun hubungan cintanya.
Apalagi cinta memiliki hak untuk melihat, menyeleksi, mengawasi dan menentukan dengan tidak peduli dari mana lapisan manusia tersebut, apakah manusia tersebut berhak untuk memiliki cinta yang baik dan nyaman di dalam kehidupannya, atau apakah manusia tersebut berhak untuk memiliki cinta yang buruk dan egois di dalam kehidupannya.
Semuanya tergantung dari perilaku dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh manusia tersebut, apakah penuh dengan kebaikan di dalam kehidupannya ataukah penuh dengan keburukan di dalam kehidupannya. Melalui perilaku dan kebiasaan tersebut bisa diketahui niat dan tujuan seseorang dalam menjalin cinta, apakah serius untuk berkomitmen ataukah sekedar bersenang-senang.
Cinta ibaratnya seperti warung kopi bisa dikatakan mengandung suatu anomali tergantung dari cara pandang seorang manusia dalam melihat, mengerti dan memahami sebuah cinta itu sendiri, di satu sisi cinta bisa menyembatani perjumpaan manusia satu sama lainnya untuk orang yang siap bertanggung jawab dan serius untuk berkomitmen jangka panjang dalam suasana yang hangat, mengasyikkan, menyenangkan dan penuh canda.
Namun di lain sisi cinta juga menyembatani perjumpaan manusia satu sama lainnya untuk orang yang tidak siap bertanggung jawab atau sekedar bersenang-senang untuk berkomitmen dalam jangka pendek saja, tak heran suasana yang terjadi di dalamnya bisa berubah menjadi tidak nyaman, tidak mengasyikkan, tidak menyenangkan dan penuh dengan keegoisan.
Orang yang tidak siap bertanggung jawab atau sekedar bersenang-senang dalam menjalin hubungan cinta, sering dijumpai tidak bisa memahami niat dan tujuan dari orang terdekatnya terutama menginginkan kepastian dan kejelasan hubungan cintanya, tak heran sering terjadi kemacetan dalam hal berkomunikasi, tingkat produktivitas dan kreativitasnya tanpa terasa sering dijumpai banyak waktu yang hilang.
Tidak demikian dengan orang yang siap bertanggung jawab dan serius untuk berkomitmen jangka panjang kerapkali suasananya bisa mengundang tingkat inspirasi, produktivitas dan kreativitas yang tinggi, tak heran sering dijumpai terjadinya kelancaran dalam hal berkomunikasi dalam membangun dan mengembangkan hubungan cintanya.
Istilahnya waktu yang dihabiskan oleh keduanya bisa penuh dengan makna dan efek yang dihasilkan bisa penuh dengan kehangatan dan kenyamanan, masing-masing pasangan bisa mendengarkan dan didengarkan harapan dan jeritan dari kekasihnya apa yang dirasakannya bisa menyampaikan ataupun disampaikannya secara tepat dan jelas kepada pasangannya tanpa harus menunda-nunda atau meraba-raba.
Tidak mengherankan kalau cinta ibaratnya seperti warung kopi sebagai medium untuk berbagi kenyamanan dan keamanan perasaan satu sama lainya, istilahnya setiap orang berbeda-beda caranya dalam membangun dan mengembangkan kualitas hubungan cintanya tetapi dalam mengenal dan memahaminya sering dijumpai memiliki persamaan yang sama, yaitu mempelajari minat, karakter dan kebiasaan kekasihnya.
Kesimpulan cinta ibaratnya seperti warung kopi:
Cinta adalah interaksi yang berasal dari ikatan yang erat saling membutuhkan satu sama lainnya untuk membangun sebuah komunikasi, berawal dari sana bisa memberikan sebuah kesempatan di dalamnya untuk membangun akses relasi yang kuat secara mendalam (kenyamanan dan keromantisan cinta). Semua itu tergantung dari perilaku dan kebiasaan yang sering dilakukan dalam hubungan cintanya, apakah serius untuk berkomitmen atau hanya sekedar bersenang-senang.
Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca cinta ibaratnya seperti warung kopi, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?