Salam kenal namaku vera rosita karena mutasi orangtuaku mulai musim ajaran baru ini aku terpaksa pindah sekolah ke SMA bakti masuk di kelas 2A, walaupun sedih meninggalkan teman-temanku tetapi sekarang tujuan utamaku bukan mencari cinta dan teman-teman baru sebanyak-banyaknya.
Di sekolah SMA ini aku menerima dan mendapatkan nasihat kecil dari guru-guru dan teman-temanku, jangan pernah sekali-sekali berurusan dengan pengurus OSIS tetapi sayangnya aku menghiraukan perkataan mereka sebelum bertengkar dengan salah satu dari pengurus OSIS tersebut dan sekarang aku terpaksa harus mengikuti permainan dari mereka.
“Vera, kalau begitu kamu duduk di belakang ada bangku kosong disana” ucap wali kelasku, “iya pak” kataku membalasnya. Ketika aku menuju ke bangku kosong yang ada di belakang, aku menyapa cowok cakep yang duduk di sebelah mejaku “salam kenal” tetapi cowok itu terlihat cuek dan tiba-tiba mataku melihat ada paku payung banyak di kursiku.
Langsung aku berkomentar keras dan melaporkan ke wali kelasku dengan suara lantang karena aku benci banget dengan namanya peloncoan, “Pak, ada yang menaruh paku payung di atas bangku saya”. Tiba-tiba cowok yang ada di sebelah mejaku mengeser kursinya dengan keras “greeeek” dan tatapan matanya sangat menakutkan dan dingin kepadaku.
Herannya wali kelasku tiba-tiba lari keluar dari dalam kelas dan teman-teman sekelas tiba-tiba diam membisu “apaan nih kok kelas ini yang benar saja” kataku, secara tiba-tiba cowok yang ada di sebelah mejaku itu berkata “duduklah, aku tanto harmiya salam kenal”.
Ternyata cowok itu bos di sini tetapi aku tidak terima lalu kubanting kursi yang penuh dengan paku payung tersebut ke belakang, lalu kuambil kembali dan duduk dengan hati kesal “tidak kusangka hari pertama aku jadi target korban peloncoan, sudah begitu cara bicaranya tadi” kataku dalam hati.
Aku kaget ada ucapan “membosankan, sudah pulang sana kamu” ucap cowok itu, “apa” kataku dan bel sekolah berbunyi ting tong ting tong rupanya waktunya istirahat dan aku keluar dari kelas. Tiba-tiba ada yang memanggil namaku “veraaa” dan aku kaget setengah mati mereka mendengkapku dan langsung menyeretku menjauhi dari kelas 2A.
Dengan suara kaget setengah mati ketika aku melihat mereka ternyata dua temanku dari kelas 2A “maaf iya tadi, kami tidak bisa menolongmu. Kamu sudah tahu dengan gosip tentang sekolah ini?” ucap salah satu temanku. “Iya aku sudah tahu, katanya harus berhati-hati dengan pengurus OSIS” balasku.
“Jangan keras-keras ngomongnya” kata dua temanku seperti ketakutan setengah mati. “Memang kenapa sih?” ucapku yang keheranan, lalu kedua temanku menceritakan kalau di sekolah ini tidak ada seseorang yang bisa hidup. Kalau sampai menentang para pengurus OSIS, lagipula jabatan pengurus OSIS di sekolah ini ditentukan oleh besarnya uang sumbangan karena itu guru-guru di sini tidak berani sama mereka untuk mengambil tindakan tegas.
“Jadi sekolah ini tempat bermainnya anak-anak kaya itu” kataku dengan kaget, “iya, pokoknya kamu harus hati-hati, jangan sampai terlibat dengan mereka. Oh iya tanto harmiya dari kelas kita 2A” tiba-tiba perkataan kedua temanku dipotong oleh pengurus OSIS “waduh-waduh kalian sedang menggosipkan pengurus OSIS iya?” kata pengurus OSIS.
Ketika aku melihat mereka tiba-tiba hatiku menjadi dag dig dug “yang tadi itu para pengurus OSIS? cakep banget dan keren habis” ucapku dengan perasaan meleleh dan terpesona, ternyata pengurus OSIS di sekolah ini tidak begitu menakutkan tetapi keren-keren dan cakep-cakep.
Bel sekolah berbunyi kedua kalinya ting tong ting tong, rupanya jam istirahat sudah berakhir lalu saya lari masuk ke dalam kelas 2A, ketika saya melihat cowok itu yang namanya tanto tiba-tiba hatiku menjadi kesal sekali dan aku melihat ada pot bunga kecil di belakang kelasku “bunganya cantik sekali, tanto bunga ini enaknya ditaruh dimana iya? ucapku.
“Berisik, apa tidak bisa diam mulutmu itu” kata tanto dengan suara datar dan dingin, mendengar perkataan itu langsung tanpa kusadari tanganku yang memegang pot bunga kecil kutuangkan di atas kepalanya tanto. Byuuur semua bunga dan air di dalam pot bunga itu membasahi kepala dan bajunya tanto “waduh maaf iya, tanganku tidak kuat pegangnya” ucapku berkilah, tiba-tiba ruang kelasku menjadi rame dan tatapan teman-temanku melihatnya seperti ketakutan yang sangat luar biasa ketika menatapku.
Tetapi herannya tanto memandangku dengan tersenyum, lalu berdiri dari tempat kursinya “berani juga iya kamu, duduk saja yang manis dan persiapkan dirimu mulai besok pagi” ucapnya dengan nada mengancam. “Aku benar-benar minta maaf tanto, aku tadi tidak sengaja” kataku membela diri sebagai alasan pembenaranku, lalu cowok itu pergi meninggalkan kelas.
Hatiku makin kesal ketika melihatnya pergi meninggalkan kelas “menyebalkan, memangnya kamu siapa? sok kayak gitu” kataku dengan nada kesal. “Vera, aku terlambat bilang sama kamu, kalau tanto itu salah satu dari pengurus OSIS. Dia itu wakil ketua OSIS” ucap salah satu teman kelasku. “Apaaaaa, kenapa kamu tidak bilang dari tadi ke aku” kataku kaget mendengarnya. “Maaf tadi perbicaraan kita terpotong sama pengurus OSIS waktu istirahat, terus kamu sudah lari masuk ke dalam kelas ketika bel berbunyi” kata temanku membela diri.
Bel sekolah berbunyi lagi ketiga kalinya, rupanya waktunya pulang dan esok paginya ketika saya datang mau masuk ke dalam halaman sekolah. Semua siswa di sekolah itu melihatku dengan tatapan penuh dengan ketakutan dan banyak siswa berkumpul di papan pengumuman sekolah, ketika aku mau melihatnya tiba-tiba semua para siswa itu langsung lari menjauh menghindariku “semoga kamu beruntung, kami semua hanya bisa mendoakanmu” teriak semua siswa itu.
“Apaaa, tunggu dulu” kataku kepada mereka, lalu aku melihat ada apa dengan pengumuman itu. Kenapa mereka pada ketakutan dan ketika aku melihatnya terkejut ternyata isinya “pengumuman dari pengurus OSIS, hari ini kami telah mengubah jadwal pelajaran dan mengadakan pelajaran petak umpet”.
“Bel tanda masuk sekolah sebagai tanda dimulainya pelajaran ini yang menjadi kucingnya adalah anggota pengurus OSIS dan tikusnya adalah vera rosita dari kelas 2A, begitu tikus tertangkap maka pelajaran selesai dan menjadi budak kami”. “Bagi siswa yang namanya tidak ada diharapkan segera pulang ke rumah, selamat berjuang dan beruntung dari pengurus OSIS” begitulah isi dari pengumuman tersebut.
Apa yang benar saja apa-apaan ini kataku dalam hati, tanpa aku sadari bel sekolah sudah berbunyi tiba-tiba ada yang menyapaku dari belakang “selamat pagi, sebentar lagi kita akan mulai pelajaran petak umpet yang menyenangkan” ucap salah satu pengurus OSIS dengan senyuman riang sambil bertepuk tangan. “Aku menolak, pelajaran apa ini seperti orang bodoh saja silakan kalian berbuat semaumu, daaah aku pulang dulu” kataku sambil kesal dan ketakutan.
Bagaimana kelanjutan cerpen cinta buta sekolah baruku
Apakah vera bisa lolos dari permainan para pengurus OSIS di sekolah barunya atau malah terjebak dengan permainannya mereka. Nantikan besok, ditunggu iya.
Terima kasih kamu sudah memberikan waktu luangmu untuk sejenak berkunjung dan membaca cinta buta sekolah baruku, cerpen ini dipersembahkan untuk pribadi-pribadi yang penuh dengan cinta bila kamu punya komentar lain kami tunggu?
hehehe kadang emang para OSIS tuw aneh – aneh ug dlu aku pernah disuruh buat surat cinta ke salah satu org osis terus suruh baca didpn kelas aduh malu banget deh….hehehe