Cara menghadapi mertua yang suka ikut campur dalam rumah tangga kita apalagi kita sering dikatakan kurang ini dan itu, kata lainnya bahwa diri kita banyak kekurangannya di mata mertua. Mulai dari membersihkan rumah sampai memasak dan mengasuh anak sering mengatakan begini caranya.
Perlu diperhatikan juga jangan sampai kita pulang ke rumah orang tua apalagi sampai menginap beberapa hari disebabkan kita kesal atau capek menghadapi dan mendengarkan perkataan mertua, sikap kita sampai pulang ke rumah orang tua menandakan bahwa diri kita melarikan diri dari masalah tersebut.
Ketika kita sudah menikah dengan seseorang apapun masalah yang terjadi, bahwa sikap kita pulang ke rumah orang tua sebenarnya kurang baik secara tidak langsung melibatkan orang tua masuk ke dalam masalah tersebut, hal ini bisa membuat masalah makin tambah komplek bahkan bisa membuat hubungan makin memanas di antara kedua keluarga besar.
Ketika kita menikah dengan seseorang berarti kita tidak hanya menikahi dengan orang yang kita cintai tetapi juga menggabungkan dua keluarga besar di belakangnya, tentu saja memiliki perbedaan pola asuh, kebiasaan, budaya, cara pandang, penyelesaian masalah dan lain-lain.
Jika masalah tidak segera diselesaikan dengan baik bisa menimbulkan masalah baru yang makin komplek kedepannya, apapun masalah yang terjadi dalam menjalani kehidupan rumah tangga ada baiknya segera diselesaikan berdua bersama pasangan, jangan sampai menundanya berlama-lama atau menyimpannya sendirian.
Lalu atasi apa itu masalahnya dan ambil semua pilihannya dengan segala macam risikonya itu syaratnya jika kita bersama pasangan menginginkan untuk membangun hubungan rumah tangga yang dewasa dan bijaksana, mertua sering ikut campur dalam rumah tangga kita sering dialami oleh pasangan suami istri lainnya.
Alasan kenapa mertua sampai ikut campur di dalamnya disebabkan sang mertua melihat bahwa kehidupan rumah tangga anak dan mantunya ditemukan ada ketidakberesan, di sisi lain ada salah satu orang tua pasangan tidak bisa menerima kenyataan bahwa anaknya sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri.
Hal ini bisa terjadi kalau pasangan kita adalah anak kebanggaan bagi orang tuanya, kita dan mertua ibaratnya bisa dikatakan bersaing untuk merebut cinta maupun perhatiannya, kalau masing-masing tidak disikapi dengan bijaksana maupun dewasa bisa terjadi perang mulut sampai perang dingin di dalamnya.
Misalnya, keduanya sibuk bekerja untuk mengurusi kebutuhan anak-anaknya memakai jasa suster tetapi mertuanya tidak setuju beranggapan mengurusi kebutuhan anak-anaknya adalah tanggung jawab bersama karena ini menyangkut kebutuhan dasar berupa kasih sayang yang harus dicukupi buat kenyamanan dan keamanan perasaan anak-anaknya di masa depan.
Atau sebelum berangkat kerja anaknya selalu sarapan jam 6 pagi dan membawa bento (bekal makanan) tetapi sayangnya istrinya tidak melakukan hal tersebut, akhirnya ibunya mengetahui setiap pagi selalu datang untuk membuatkan sarapan pagi dan menyiapkan bekal makanan.
Atau melihat anaknya ingin bekerja untuk membantu suaminya mencukupi kebutuhan keluarganya, kalau tidak bekerja sumber pendapatan akan berkurang bisa mempengaruhi ekonomi keluarganya lalu orang tua membantunya dengan memberikan sejumlah uang tertentu untuk meringankan kebutuhan keluarga anaknya tetapi sayangnya suaminya tidak terima atas bantuan tersebut merasa dirinya tidak mampu.
Kunci penyelesaiannya untuk menyelesaikan masalah tersebut satu-satunya jalan adalah dinginkan dulu emosi kita, jangan dimasukkan perkataan yang dilontarkan oleh mertua ke dalam hati tetapi dengarkan dan pahami dulu perkataannya ambil positifnya saja, di balik perkataan mertua yang kita katakan mungkin cerewet bisa jadi ada kebaikan di belakangnya yang bisa kita terapkan.
Lakukan komunikasi dua arah bersama pasangan untuk saling membantu dan menguatkan juga carilah akar masalahnya dulu itu apa lalu pikirkan bersama pasangan bagaimana jalan keluarnya, tujuan berkomunikasi agar bisa mampu tampil menjadi penengah yang adil dan bijaksana buat hubungan rumah tangganya maupun orang tuanya sendiri.
Komunikasi tersebut agar pasangan menyampaikan kepada orang tuanya bahwa dirinya sudah menikah dan memiliki tanggung jawab ingin diberikan kesempatan untuk membangun keluarganya sendiri tanpa campur tangan orang tuanya, berikan pengertian dan keyakinan untuk jangan khawatir bahwa kita mampu menjaga dan membahagiakan anaknya, baca juga manfaat hidup mandiri setelah menikah.
Kesimpulannya: cara menghadapi mertua yang suka ikut campur kuncinya dinginkan dulu emosi kita dan jangan dimasukkan ke dalam hati tetapi dengarkan, pahami dan ambil positifnya saja. Segera lakukan komunikasi dua arah bersama pasangan untuk mencari akar masalahnya lalu pikirkan bersama-bersama untuk menemukan jalan keluarnya, menikah berarti menggabungkan dua keluarga besar yang memiliki perbedaan pola asuh, kebiasaan, budaya, cara pandang, penyelesaian masalah dan lain-lain.
Terima kasih sobat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca cara menghadapi mertua yang suka ikut campur, jangan lupa bagikan artikel ini ke teman-temanmu, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Sobat ada tanggapan lain?