Calon suami kasar berpotensi KDRT apabila dalam proses pengenalan ketika mengetahui kenyataan bahwa si calon suami berbuat kasar dengan memukul atau menendang calon istrinya sampai beberapa anggota tubuhnya lebam membiru terutama bila ada masalah yang muncul dan terjadi pertengkaran yang hebat, apakah harus memutuskan pertunangan atau tidak.
Table of contents:
Berawal dari terlalu singkatnya proses pengenalan bersama pasangan untuk mengenal, memahami dan mengerti seperti apa pasangan kita dan terburu-buru ada laki-laki yang mau mengajaknya menikah, memang dalam berpacaran semua orang akan memperlihatkan hal yang indah-indah dan manis-manis tetapi ketika hubungan sudah berjalan lama biasanya akan terbuka semuanya siapa sebenarnya pasangan kita.
Proses pengenalan yang terlalu singkat, misalnya 3 bulan atau 6 bulan yang terjadi kita kurang bisa untuk mencari tahu latar belakang pasangan kita, keluarganya dan lingkungannya termasuk bagaimana hubungannya calon suami dengan orangtuanya dulu, apakah sewaktu kecil si calon suami suka dipukuli oleh orangtuanya atau orang dewasa lainnya.
Bila si calon suami ada riwayat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dalam keluarganya, misalnya apakah itu pernah terjadi pada orangtuanya dulu sewaktu kecil, si calon suami pernah menyaksikan bapaknya memukuli ibunya di depan matanya atau sewaktu kecil si calon suami pernah mengalami child abuse. Riwayat kejadian itu bisa membuat semakin mempersulit hubungan kedepannya.
Calon suami kasar berpotensi KDRT berawal dari terlalu singkatnya proses pengenalan dan terburu-buru secepatnya untuk menikah ketika ada seorang laki-laki yang mengajaknya menikah
Tak heran calon istri baru tahu ternyata calon suaminya menakutkan ketika marah, suka memaki dan mengeluarkan kata-kata kasar setajam silet bahkan matanya melotot, ketika si calon istri tidak terima atas kelakuannya lalu apa yang terjadi si calon suami tambah kesetanan.
Ini bisa terjadi lantaran melihat pasangannya “mau saja” diperlakukan begitu dianggap sebagai persetujuan untuk tetap mengulangi perbuatannya, calon suami setelah memukul atau mengeluarkan kata-kata kasar setajam silet dan suara yang menggelegar lalu kemarahannya sering mendadak sirna, kembali tenang seakan-akan tidak terjadi apa-apa menghilang begitu saja itu adalah siklus yang khas sering terjadi pada seseorang yang memiliki ciri-ciri kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Artikel lainnya: Kekerasan dalam masa pacaran harus berani bersikap.
Perilaku KDRT akan tampak seperti menyesal, meminta maaf dan memohon untuk tidak ditinggalkan ketika mengetahui bahwa pasangannya menunjukkan ingin berpisah atau pergi dari dirinya, jika pasangannya menerima kembali dan memaafkannya. Hubungan akan mesra kembali dengan memperlihatkan rasa sayang dan perhatian tetapi bila siklus itu datang lagi maka si calon suami akan memperlihatkan kembali perbuatannya atau kekasarannya.
Terlebih lagi kalau calon istri marah tidak terima atas perlakukan calon suaminya biasanya akan lebih marah lagi seperti kesetanan bahkan sampai mengancam kepada calon istrinya, beberapa saat setelah calon istrinya mengalah dengan tubuh memar-memar atau lebam membiru, si calon suami akan tiba-tiba baik kembali meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi kembali.
Pelaku KDRT memang pandai mempermainkan pikiran pasangannya, tak heran banyak perempuan korban KDRT di luar sana akan menjadi kasihan dan tidak tega melihatnya kerap berpikiran “dia tak selalu kasar kalau waktu baik dia sayang kok sama aku”, atau “dia sudah berjanji tidak kasar lagi”. Semua janji yang diucapkannya hanya tinggal janji dan perbuatannya selalu terulang, jangan pernah terlalu berharap si calon suami akan berubah karena siklus itu akan tetap bersamanya kecuali si laki-laki memiliki motivasi yang kuat untuk berubah.
Cara mengatasinya katakan dengan tegas sebagai bentuk tindakan perlawanan bahwa kita tidak menyukai kelakuannya yang kasar, kita sebagai calon istrinya bisa dengan tegas mengatakan kepada calon suami bahwa diri kita sebagai seorang perempuan tidak mau diperlakukan sehina itu maka kita harus mencari tahu orang-orang yang bisa memberikan dukungan penuh kepada diri kita, misalnya sahabat terdekatnya, keluarganya atau orang-orang yang diseganinya untuk ditanyai.
Cobalah pikirkan dan renungkan baik-baik kalau calon suami berbuat kasar dengan memukul atau menendang calon istrinya sampai lebam membiru bila ada masalah yang muncul lalu bagaimana dengan anak-anak kelak nantinya akan juga menjadi korban KDRT didalamnya, calon suami sekali memukul akan tetap menjadi tukang memukul, sekali mengeluarkan kata-kata kasar dengan suara menggelegar akan tetap menjadi tukang suka memaki bahkan setiap waktunya akan menjadi tambah lebih parah.
Baca juga: Jadi pacar penurut tidak selamanya baik.
Kesimpulan calon suami kasar berpotensi KDRT:
Sering dijumpai suka memukul atau menendang bahkan memar-memar ketika ada masalah yang muncul, biasanya berawal dari singkatnya proses pengenalan dalam berpacaran dan terburu-buru secepatnya untuk menikah ketika ada seorang laki-laki yang mengajak menikah maka setelah menikah kemungkinan besar kita bisa menjadi korban KDRT.
Jangan pernah terlalu berharap calon suami akan berubah karena siklus itu akan tetap bersamanya kecuali si laki-laki memiliki motivasi yang kuat untuk berubah, jangan pula terlalu menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain apa pun keputusan mau bersamanya atau putus darinya, kita sendirilah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita di masa depan dan kemampuan kita dalam menyangga masalah.
Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca calon suami kasar berpotensi KDRT, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?
Ketika berpacaran si cowok kalau emosi terlalu berlebihan, egois, suka main tangan kalau ada masalah, dia juga tidak mau menyelesaikan masalah dengan bicara baik-baik, tetapi selalu menggunakan kekerasan. Ciri seperti ini jangan mau untuk melanjutkan k jenjang pernikahan, karena si cewek berpotensi menjadi korban kdrt setelah menikah.
iya berpotensi menjadi korban kdrt. cara menyikapinya dengan berkomunikasi dengan pasangannya, apakah sikapnya dapat dirubah atau tidak. kalau tidak bisa, dibutuhkan mediasi orang tua atau orang yang bisa mengarahkan ke arah yang lebih baik. jika tidak mau dibicarakan baik2 ya minta talak saja.
Kasar biasanya udah sifat atau watak nya dia. Klo misal masih pacaran mending jngan diteruskan klo dia gk mau berubah. Tp klo udh terlanjur jd suami baru keliatan sifat aslinya harus extra sabar menghadapi. Klo pasangan lg emosi kita harus jadi air jangan malah jadi api stlh emosi reda dibicarakan baik2
dibicarakan secara kekeluargaan klo mmg ga bisa memperbaiki diri, terpaksa diserahkan ke pihak yg berwajib
sebenarnya pcran terlalu lama juga tidak baik
tapi kalau dia kasar ada 2 kemungkinnan yg 1 adlh ia terlalu cinta tp salah caranya
2 dia tidak syg kalau ia sayang ia akan menjaga bukan menyakiti
Ih serem bgt ya min klo trnyata si cow kasar& bru keliatan stlh hub brjln lama.
Qt jngn buru2 main kasar. Klo perlu qt bicarakan baik2 bila itu memang qt yg slh.biar si cowk mau mengerti