Cobalah baca sejenak artikel yang berjudul “Betapa konyolnya mengandalkan hubungan cinta yang labil” untuk membuka wawasanmu dan renungkan kembali pemahamanmu mengenai hubungan cinta. Jika kamu memiliki kecenderungan tidak bisa menjadi jomblo dalam waktu yang lama, artinya kamu mengandalkan orang lain untuk memberikan kebahagiaan dan rasa percaya dirimu.
Dengan kata lain, kamu malu tidak memiliki pacar karena anggapan (tidak laku) dari orang-orang di sekitarmu. Contohnya kamu benci sering mendengar perkataan dari teman-temanmu “sudah putih, cantik/tampan, tinggi lagi tetapi sayangnya kok jomblo”, ataupun “kamu itu terlalu pilih-pilih sih.”
Betapa konyolnya mengandalkan hubungan cinta yang labil ketika kamu memiliki pemahaman, dirimu berharga ketika punya seorang pacar sebagai tolak ukurnya. Hal ini akan membuat hubungan cinta menjadi sepihak karena kamu selalu memberi dan pacar selalu menerima
Betapa konyolnya mengandalkan hubungan cinta yang labil ketika kamu memiliki pemahaman, dirimu berharga ketika punya seorang pacar sebagai tolak ukurnya. Hal ini akan membuat hubungan cinta menjadi sepihak karena kamu selalu memberi dan pacar selalu menerima
Jika kamu memiliki pemahaman tidak bisa jomblo untuk waktu lama, efeknya setiap kali kamu menjalin hubungan cinta akan rentan untuk cepat berakhir. Tak jarang, sikapmu selalu berusaha sekuat tenaga untuk memastikan kejadian buruk itu tidak terjadi. Contohnya kamu menjadi pribadi yang mengekang pacarmu, segala aktivitas pacar harus kamu ketahui setiap detailnya. Atau kamu selalu menuruti apa pun permintaan pacar, walaupun memberatkan bagimu.
Contoh lainnya, kamu rela memberikan kehormatan dirimu dengan melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Ini akibat pemahaman yang keliru, adanya ketakutan yang muncul dari dirimu jika keinginannya tidak kamu turuti. Pacar akan pergi meninggalkanmu. Kamu beranggapan pacar mau bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa karena kamu merasa pacar mencintaimu tidak mungkin akan meninggalkan dirimu.
Alasan lain, kamu tidak betah memiliki status jomblo terlalu lama. Salah satu penyebabnya ketika kamu memiliki hubungan cinta ada perasaan senang dan bangga kepada teman-temanmu “dia itu pacarku” atau “perkenalkan ini pacarku.” Pengucapan ini kamu merasa itu sesuatu yang romantis “so sweet gitu lo.”
Di sisi lain, kamu juga ingin pamer kepada teman-temanmu, terutama yang dulu menghina kamu. Bahwa kamu sudah memiliki pacar tidak sendiri lagi. Tujuan kamu memamerkan pacar secara tidak langsung, kamu ingin mengatakan “ini loh, aku sudah laku” kepada teman-temanmu.
Jika kamu sering mengatakan tentang hubunganmu bersama pacar kepada teman-temanmu, artinya kamu ingin mengatakan kedekatanmu dengan pacar jauh lebih penting daripada kamu yang sebenarnya (status hubungan lebih penting). Contohnya semalam kita makan mi pangsit, film ini favorit kita berdua, dia itu romantis banget, besok saya diajak ke taman bunga dekat pusat kota, dan lain-lain.
Beberapa contoh di atas menunjukkan kamu memiliki masalah dengan rasa percaya diri, kamu berpikir jauh lebih berarti ketika memiliki seorang pacar. Perilakumu ini bisa dikatakan rasa percaya diri sangat bergantung pada status hubungan cinta. Mengapa? Kamu memiliki kecenderungan tidak dapat menjadi jomblo dalam waktu lama, kata lainnya kamu sangat membutuhkan seorang pacar untuk mengesahkan harga dirimu.
Tak jarang, kamu lebih suka membicarakan pacarmu daripada topik lain ketika kumpul bersama teman-temanmu. Tanpa kamu sadari sikapmu ini akan menganggap kesukaan pacar adalah kesukaanmu juga, masalahnya ketika pacar sudah tidak menjadi pacarmu lagi (mantan). kamu jadi bingung tidak tahu apa yang sebenarnya kamu sukai.
Hubungan pacaran yang kamu jalani, ibaratnya kamu menggantungkan status atau identitas dirimu kepada pacar dengan menganggap kebahagiaan pacar itu lebih penting daripada kebahagiaan kamu. Seperti yang kamu ketahui, kamu mengenal cinta dan pacaran ketika usiamu sudah remaja. Sebelumnya kamu mampu melakukan banyak hal dan merasa percaya diri tanpa memiliki seorang pacar, tetapi kenapa sekarang kok berbeda.
Ketika kamu mengandalkan pacar untuk memperoleh kebahagiaan dalam hidupmu, artinya kamu telah didikte oleh kebahagiaan dan status hubungan yang semu. Dengan kata lain, ketika pacarmu tidak dapat mencapai atau memenuhi keinginanmu (harapannya kamu), sikapmu akan langsung menyalahkan sang pacar ataupun keadaan.
Lama-lama kamu tidak memiliki kekuatan untuk menentukan arah hidupmu (pribadi yang plin-plan), bahkan kamu selalu terjebak akibat drama yang kamu ciptakan sendiri. Sikapmu ini yang menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain, seperti halnya kamu berjalan di sebuah jembatan yang rusak, atau membangun bangunan mewah tetapi pondasinya sudah retak.
Menjalani hubungan cinta seperti ini, tidak ada jaminan pacar tidak akan berubah pikirannya dan meninggalkanmu seorang diri. Seperti yang kamu ketahui, pacarmu adalah pribadi yang memiliki kuasa atas hidupnya sendiri. Contoh sederhananya, dia pasti punya cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidupya. Ketika kamu menghalangi dalam mewujudkan cita-citanya, dia tidak segan-segan untuk meninggalkanmu.
Kesimpulan betapa konyolnya mengandalkan hubungan cinta yang labil
Jika kamu berpikir, dirimu itu berharga ketika memiliki seorang pacar sebagai tolak ukurnya. Kamu akan berusaha untuk membahagiakan pacar, di satu sisi kamu mengorbankan dirimu sendiri. Hal ini akan membuat hubungan cinta menjadi labil atau sepihak.
Bahwa kamu selalu memberi dan pacarmu selalu menerima, lama-lama yang terjadi pacarmu tidak menghargai pemberianmu. Hubungan yang baik dan sehat, bahwa kedua pasangan harus saling memberi dan menerima bukan salah satunya. Dari sana akan muncul sikap saling menghargai satu sama lain.
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca betapa konyolnya mengandalkan hubungan cinta yang labil. Tolong bagikan artikel ini agar bermanfaat bagi orang lain dan menjadi kebaikan tidak hanya dirimu tetapi juga teman-temanmu. Jika sahabat punya pengalaman atau tanda lain tentang hubungan cinta yang labil? Silakan berbagi melalui kolom komentar.