Bersikap egois adalah pembunuh nomor satu hubungan cinta, bentuknya kita selalu menuntut dan menuntut untuk dituruti apa pun keinginan kita kepada pacar bisa membuat kondisi hubungannya ke depan jadi mengenaskan, pacar beranggapan kita lebih memikirkan kepentingannya sendiri daripada kepentingan hubungannya.
Table of contents
Lama-lama sikap keegoisan yang kita tunjukkan kepada pacar bisa membuatnya jadi ilfil, merasa tidak dihargai lagi pacar memutuskan untuk minta putus karena tidak kuat lagi melihat perilaku kita yang setiap waktunya malah menjadi-jadi seperti menggunakan ancaman “minta putus” atau “tidak sayang lagi” itu sama saja kita melakukan tindakan kekerasan secara psikis.
Pasalnya pacar jadi tidak berdaya untuk menolaknya “mau tidak mau” menuruti apa pun yang kita inginkan untuk dikabulkan, alasannya pacar takut menghadapi perlakuan kasar dari kita sehingga posisi pacar jadi lemah, terutama dalam pengambilan keputusan atau sikap yang kuat.
Bersikap egois adalah pembunuh nomor satu hubungan cinta bisa membuat kondisi hubungannya ke depan jadi mengenaskan karena pacar merasa tidak lagi dihargai dirinya secara utuh oleh kita
Tipe pacaran jenis ini hanya menganggap hubungannya bukan sebagai investasi di masa depan tetapi masih menganggap sebagai ajang percobaan untuk memuaskan hasrat sepihak dari pasangannya, kalau tidak cocok bisa langsung minta putus tanpa menyebutkan apa alasannya secara jelas “putus sepihak”.
Bagaimana kita mau mendapatkan hubungan cinta yang baik dan sehat juga seorang kekasih yang baik hati, apabila kita masih mempermainkan perasaan anaknya orang dengan banyak mengumbar janji-janji manis dalam hubungannya.
Apalagi dalam hubungannya kita sering dijumpai putus nyambung, ada masalah bukannya cepat diselesaikan malah yang ada menunda-nunda atau mendiamkannya, tidak mau mengalah dan tidak berani minta maaf kalau melakukan kesalahan.
Tanpa adanya pola komunikasi secara jujur dan terbuka dilakukan oleh kita, maka tidak akan lahir di dalamnya pola perhatian dan pola pendekatan yang baik di dalam hubungan cintanya sehingga keromantisan untuk membangun hubungan cintanya ke depan tidak akan pernah terjadi.
Pola komunikasi yang baik bisa lewat kehidupan sehari-hari, tidak ada salahnya kita menanyakan kabarnya pacar bukan seperti sudah makan belum tetapi tanyakan mengenai kegiatannya hari ini, apakah pacar mengalami ketidaknyamanan dalam hubungannya, apakah pacar memiliki masalah dalam kehidupan sosialnya, dan lain-lain.
Pola komunikasi bisa menjadi faktor utama dalam menentukan arah hubungan cintanya ke depan, apakah penuh dengan kemesraan ataukah penuh dengan keegoisan, apakah serius untuk berkomitmen jangka panjang ataukah sekedar bermain-main belum mau serius. Semua pola komunikasi tersebut adalah domain utama berdiskusi untuk membentuk sebuah obrolan secara mendalam.
Lewat pola komunikasi inilah kita bisa mengetahui, mengerti dan memahami bagaimana pacar berinteraksi dan bersosialisasi dalam membangun kualitas hubungan cintanya ke depan, terutama orang-orang terdekat kita seperti sahabat terdekat atau pun keluarga kita sendiri karena ini menyangkut proses tumbuh kembang keromantisan hubungan cinta yang perlu diperhatikan oleh kita.
Bagaimana visi misinya ke depan, atau cara pandangnya terhadap komitmen hubungannya. Apakah untuk menikah atau putus ditengah jalan (main-main), dari sana kita bisa mengetahui apakah kita nantinya menjalani sebuah “drama” pacaran yang berujung ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam hubungannya.
Penting juga untuk mengetahui, apakah kita dan pacar memiliki kemampuan “handing over” terkait masalah yang muncul di dalam hubungan cintanya. Perbedaan cara pandang atau kebiasaan bisa menjadi sumber potensi pertengkaran, jadi diperlukan keduanya untuk belajar menghadapi konflik yang timbul bukan dengan cara menunda-nunda atau mendiamkannya.
Proses selanjutnya yang tidak boleh dilupakan adalah ikatan kasih sayang sebagai bentuk kepedulian kita terhadap pacar maupun sebaliknya, kita atau pun pacar berhak untuk memiliki hubungan cinta yang baik dan sehat di dalamnya karena menyangkut kesehatan pikirannya, psikisnya dan tubuhnya.
Proses ikatan kasih sayang merupakan proses untuk melibatkan kedua pasangan dalam membahagiakan dan menyenangkan pacarnya, jadi tidak ada di dalamnya rasa menuntut secara sepihak atau memanfaatkan untuk kepentingannya sendiri bisa melahirkan sikap individualisme dan sikap acuh tak acuh adalah awal dari hancurnya hubungan cinta.
Misalnya cowok atau ceweknya menuntut untuk dituruti semua keinginannya agar dikabulkan oleh pacarnya, cowoknya mengumbar janji akan menikahi tetapi mengajak dulu hubungan badan di luar nikah, ceweknya meminta sejumlah uang tertentu tiap bulannya atau meminta ATM-nya cowoknya untuk belajar mengelola keuangan agar tidak bingung setelah menikah.
Kesimpulan bersikap egois adalah pembunuh nomor satu hubungan cinta:
Jangan hanya minta selalu menuntut dan menuntut untuk dituruti apa pun keinginan kita kepada pacar bisa membuat kondisi hubungannya jadi mengenaskan karena pacar merasa tidak lagi dihargai secara utuh oleh kita, sikap egois yang kita tunjukkan kepada pacar dengan cara menuntut untuk dituruti apa pun keinginan kita menggunakan ancaman “minta putus” atau “tidak sayang lagi”.
Artinya kita sudah melakukan tindakan kekerasan secara psikis karena pacar takut menghadapi perlakuan kasar dari kita, terutama dalam pengambilan keputusan atau bersikap. Kalau kita tidak mengubahnya, bagaimana bisa kita memperoleh keromantisan dan kemesraan hubungan cintanya ke depan.
Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca bersikap egois adalah pembunuh nomor satu hubungan cinta, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?