Kamu berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya, jangan sampai dalam benakmu hanya mengutamakan kebutuhan pacarmu saja tanpa menghiraukan kebutuhanmu. Contohnya takut pacar ngambek kalau tidak diturutin, keluarlah kalimat yang tidak asing lagi “apa sih yang nggak buat kamu sayang”.
Table of contents
Kalimat itu mungkin terdengar sepele bagi kamu, lama-lama yang terjadi bikin kamu jadi ngenes (berat sebelah pengorbanannya). Kamu berpikir demi menjaga hubungan tetap aman, tak jarang kamu berkorban demi pacar. Tapi di lain pihak, pacarmu malah memanfaatkan kamu minta dituruti semua kemauannya tidak peduli bagaimana kondisimu yang sebenarnya.
Berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya dengan tetap memerhatikan kondisimu sendiri (tidak membatasi ruang gerakmu), kalau ternyata pacarmu tidak mau mengerti kondisimu. Ada baiknya tinggalkan saja, kalau kamu masih tetap bersamanya lama-lama bikin kamu semakin ngenes
Berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya dengan tetap memerhatikan kondisimu sendiri (tidak membatasi ruang gerakmu), kalau ternyata pacarmu tidak mau mengerti kondisimu. Ada baiknya tinggalkan saja, kalau kamu masih tetap bersamanya lama-lama bikin kamu semakin ngenes
Contohnya pacarmu minta buru-buru dijemput di sekolahnya, padahal posisi kamu saat itu lagi sibuk-sibuknya mengerjakan tugas kelompok dan jaraknya jauh sekali karena tidak tega tanpa berpikir panjang kamu langsung tancap gas. Tiba di sekolahnya hari sudah menjelang sore, waktu mau nganterin pulang. Pacarmu malah ngambek dan tidak mau ngomong, jadi serba salah kan.
Solusinya berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya dengan cara berterus terang dan berikan pengertian mengenai kondisimu saat itu lagi mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temanmu, katakan kepada pacarmu bisa menjemputnya agak terlambat beberapa jam.
Kalau kamu bersikap langsung tancap gas ke sekolahnya, tanpa menghiraukan tugas dan teman-teman kelompokmu. Dikhawatirkan kamu akan dicap buruk oleh teman-temanmu, ketika ada tugas kelompok lagi kamu tidak diikutsertakan lagi. Bahkan kamu bisa dicap sebagai orang yang takut sama pacar, atau sopir pribadinya pacar.
Contoh lainnya saat mau berangkat ke tempat kursus, sekalian ingin menanyakan tugas sekolah besok dikumpulkan, tiba-tiba pacar chat ngajakin nonton film yang lagi booming karena ingin menyenangkan pacar tanpa berpikir panjang kamu langsung tancap gas jemput pacar.
Keasyikkan pacaran tanpa terasa sudah malam sekali, pulang ke rumah langsung ketiduran karena kecapekan. Paginya baru ingat belum bikin tugas sekolah yang harus dikumpulkan, jadi kena tegur guru di sekolah dan tidak mendapatkan nilai tugas sekolah.
Solusinya berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya dengan menyadari kebutuhanmu sendiri dan berikan pengertian mengenai kondisimu saat itu mau berangkat ke tempat kursus dan ingin berkonsultasi menanyakan tugas sekolah yang besok dikumpulkan, katakan kepada pacarmu acara nontonnya bisa diundur di lain waktu.
Kalau kamu bersikap langsung tancap gas menjemputnya, tanpa menghiraukan kursus dan tugas sekolahmu yang rugi nanti kamu bukan pacarmu. Apalagi kamu akan dicap buruk oleh orang tuamu, ngomongnya kamu berangkat ke tempat kursus tapi nyatanya kamu pergi bareng pacarmu nonton film di bioskop.
Di sisi lain tingkat kepercayaan orang tuamu akan turun karena kamu sudah menyepelekan kepercayaannya, apalagi kamu saat itu pulang sudah malam sekali akibat keasyikkan pacaran. Pasti orang tuamu telepon ke tempat kursus, atau telepon ke teman-temanmu. Kenapa anaknya belum pulang sampai jam begini.
Sikap yang tegas bisa kamu berikan: bila pacar tidak mau menyadari kondisimu “tidak mau pengertian”, bagaimanapun masa depanmu itu lebih penting. Kalau nilaimu jatuh atau tidak lulus yang menanggung semuanya, tentu saja kamu bukan pacarmu. Kalau pacarmu pengertian akan mendukung dan tidak mau merepotkan kamu, kalau pacarmu egois. Tinggalkan saja, begitu saja kok repot.
Kamu berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya dengan tetap memerhatikan sekitarmu seperti orang tuamu, sahabat dekatmu, dan sekolahmu. Pacaran tidak membatasi ruang gerak antara kamu dengan si dia, keduanya harus saling mengerti dalam menjalani hubungannya (keduanya punya dunia masing-masing).
Saat muncul pilihan yang sulit antara pacar dengan orang tua, jelas saja pilihlah orang tua jauh lebih penting. Mengantarkan dan menemani orang tua belanja sebulan hanya bisa dihitung dengan jari, jalan-jalan sama pacar hampir tiap minggu bisa kamu lakukan. Sekali-sekali kamu berkorban waktu dan tenagamu demi orang tuamu tidak hanya pacar doang.
Pilihan kedua butuh ekstra kehati-hatian antara pacar dan sahabat, kalau kamu salah memutuskan bisa gawat sampai beberapa bulan ke depan, bahkan persahabatanmu bisa rusak. Sahabatmu tetap berharga untuk menerima pengorbananmu, pacar suatu saat akan pergi meninggalkan dan menyakitimu tapi sahabat akan selalu siap mendukung dan menghiburmu.
Kamu berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya dengan menerapkan win-win solution, sama-sama berkorban antara kamu dan pacar. Contohnya pacar besok ada ulangan harian fisika dan kamu jagonya, kamu bisa menggunakan waktu nongkrong pacaran buat bantuin pacar belajar fisika itu baru pacaran yang smart.
Gaya pacaran yang smart tahu mana saja permintaan tidak masuk akal, kamu dan pacar memberikan batasan yang jelas dan tegas. Bahkan ada konsekuensi atau hukuman bagi yang melanggarnya, tujuannya agar sama-sama adil tidak merasa berat sebelah perjuangan atau pengorbanannya. Jadilah orang yang smart ketika jatuh cinta, jangan sampai cinta buta.
Kesimpulan berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya:
Jangan sampai dalam benakmu hanya mengutamakan kebutuhan pacarmu saja tanpa menghiraukan kebutuhanmu karena takut pacar ngambek kalau tidak diturutin, lama-lama yang terjadi bikin kamu semakin ngenes. Kamu berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya dengan tetap memerhatikan hal lainnya seperti orang tuamu, sahabatmu, dan sekolahmu.
Pacaran tidak membatasi ruang gerakmu, jadi kamu dan pacar harus saling mengerti karena keduanya punya dunianya masing-masing. Kalau pacarmu tidak mau mengerti kondisimu, tinggalkan saja. Bagaimanapun masa depanmu itu lebih penting, kalau nilaimu jatuh atau tidak lulus yang rugi. Tentu saja kamu bukan pacarmu.
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca berkorban demi pacar boleh-boleh saja asal tahu batasannya, silakan bagikan agar bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?