Awalnya coba-coba ujung-ujungnya penyesalan sering dijumpai gaya pacaran yang kelewatan batas, seperti yang kita ketahui tipe gaya pacaran jenis ini selalu ditemukan niat dan tujuannya menjalin hubungan cinta hanya sekedar untuk bersenang-senang semata, kata lainnya masih ingin bermain-main dulu atau belum mau ingin serius dalam menjalani hubungan cintanya ke depan.
Table of contents
Tak heran dalam hubungan cintanya sering dijumpai keegoisan belaka dan pertengkaran tiada henti bahkan dijumpai di dalamnya adanya perilaku yang ingin bebas dari rasa tanggung jawab seperti mengajak ataupun meminta hubungan badan di luar nikah, sayangnya banyak yang tidak paham risiko yang ditimbulkan dari gaya pacaran yang kelewatan batas, baik itu cowok maupun cewek.
Alasan yang sering dijumpai melakukan gaya pacaran kelewatan batas, mulai dari sudah telanjur sayang sama pacarnya, diancam akan diputusin kalau menolak permintaan pacarnya, dijanjikan akan dinikahi, diancam akan disebarkan foto panasnya sama pacarnya di sosial media, merasa kesepian tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya karena sejak kecil dirawat pengasuh jadi terjerumus pada pergaulan bebas sampai status ekonomi yang kurang mampu.
Awalnya coba-coba ujung-ujungnya penyesalan sering dijumpai pada gaya pacaran yang kelewatan batas selalu ditemukan niat dan tujuannya untuk bersenang-senang belum mau ingin serius
Selalu ditemui di dalamnya berawal dari ciuman, pegang-pegang dan akhirnya menjurus ke arah lainnya dengan meminta lebih seperti hubungan badan di luar nikah, walaupun awalnya tidak mau menuruti permintaan cowoknya karena rasa cinta dan sayang yang berlebihan juga takut ditinggalin dan takut tidak dinikahi sama cowoknya akhirnya si cewek mau memberikan semuanya.
Alasannya si cewek beranggapan tidak mungkin cowoknya meninggalkan dirinya dan pasti menikahi dirinya sehingga dirinya terjebak tidak bisa berpikir logis dengan mudahnya tertipu rayuan dan bujuk rayu dari cowoknya. Yuk ubah pemahaman yang keliru, kalau cowok ingin serius dan ingin menikah sama ceweknya maka cowok akan menghargai ceweknya seperti tidak mau mengajak ceweknya berhubungan badan di luar nikah.
Prinsip yang dimiliki oleh cowok pada dasarnya siap menjaga dan bertanggung jawab atas apa yang dimilikinya, kalau ada cowok miliki modus mengajak pacaran kelewatan batas apa pun bentuknya, tandanya cowok itu tidak sayang dan cinta sama ceweknya karena ceweknya hanya dimanfaatkan sebagai pelampisan nafsunya (bebas dari tanggung jawab).
Sering dijumpai penyesalan selalu datang belakangan tidak hanya ditinggal oleh cowoknya tetapi juga harus berjuang sendirian untuk menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan atau melawan penyakit yang dideritanya, apalagi gaya pacaran kelewatan batas bisa membuat frustrasi selalu saja muncul akibat tidak mendapatkan ketenangan batin yang didambakannya dan “minus” rasa tanggung jawab yang akan dirasakan oleh pihak cewek (cowoknya melarikan diri).
Frustrasi tersebut juga bisa disebabkan kurang mendapatkannya kehangatan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya terutama keluarganya sendiri, tanpa kehangatan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya, dirinya tidak paham kalau menjalani aktivitas gaya pacaran yang kelewatan batas bisa mengakibatkan kematian akibat terjangkit penyakit yang lebih mematikan.
Namun di sisi lainnya juga dirinya tidak mau jujur dan terbuka, lebih memilih diam atau berbohong untuk menutup-nutupi aktivitas gaya pacaran yang kelewatan batas karena takut dimarahi oleh orang-orang terdekatnya terutama orang tuanya karena dirinya tidak bisa leluasa menceritakan pengalamannya ketika berobat ke dokter.
Akibat kurangnya memiliki pengetahuan apabila seseorang terinfeksi oleh PMS akan sulit terlihat dan apa saja permasalahan yang ditimbulkan dari gaya pacaran yang kelewatan batas jadi tidak paham atas risikonya, kalau dibiarkan terus-menerus tidak mau membicarakannya kepada orang-orang terdekat termasuk terlalu lama tidak mau berobat ke dokter semakin lama penyakitnya makin sulit untuk diobati.
Perlu disadari menjalani hubungan cinta untuk mengungkapkan rasa cinta bukanlah menekankan pada aktivitas melakukan hubungan badan di luar nikah, namun menekankan pada proses pengenalan yang dikembangkan untuk mempersiapkan diri ke arah pernikahan dan bertanggung jawab terhadap kondisi hubungannya maupun pacarnya tercermin dari adanya komitmen nyata dalam hubungannya.
Untuk mengatasi gaya kelewatan batas diperlukan ketegasan dari diri kita untuk menolaknya dengan mengatakan “tidak” kepada pacar kita, walaupun kita diancam akan diputusin sama pacar, kenapa? pacar mengajak gaya pacaran kelewatan batas menunjukkan bahwa dirinya egois lebih memikirkan kepentingannya sendiri daripada kita (tidak bisa menerima dan menghargai kita secara utuh).
Di sisi lainnya juga diperlukan kehangatan keluarga agar hubungan psikologis antara orang tua dengan anak dapat terkoneksi secara kuat (bonding), quality time tersebut bisa membangun kedekatan emosional sejak awal antara orang tua dengan anaknya seperti bisa bersikap jujur dan terbuka sama orang tuanya.
Istilahnya ketika anak membutuhkan perhatian, dukungan, bertanya atau bercerita sesuatu maka si anak bukan mencarinya keluar melainkan langsung lari kepada orang tuanya, bahkan anak bersedia bercerita yang menyangkut masalah pacarannya, lagi dekat sama siapa atau lagi suka sama orang yang disukainya.
Tidak ada salahnya orang tua memberikan pemahaman edukasi mengenai perilaku dan bahaya apa saja yang ditimbulkan dari gaya pacaran yang kelewatan batas, kasih sayang yang penuh dari keluarganya bisa memberikan kehangatan bagi seorang anak karena anak merasa mendapatkan perhatian, dukungan, semangat dan kenyamanan atas kebutuhan perasaannya dari orang-orang terdekatnya (orang tua dan kakaknya).
Dampaknya gaya pacaran kelewatan batas tidak hanya dirasakan oleh cewek saja tetapi juga cowok dapat merasakan dampaknya, riwayat seberapa sering frekuensi hubungan badan di luar nikah, salah satu contohnya jengger ayam tidak bisa disembuhkan seutuhnya, sekali terinfeksi penyakit tersebut akan diderita seumur hidup, apalagi kalau kondisi fisiknya menurun penyakitnya bisa kambuh lagi.
Pacar suka mengajak atau meminta hubungan badan di luar nikah ada sanksi pidananya, kalau pacarnya masih di bawah umur “di bawah usia 18 tahun” bisa diancam pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 82 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, penjara paling lama 15 tahun dan paling sedikit 3 tahun, denda paling banyak 300 juta dan paling sedikit 60 juta.
Kesimpulan awalnya coba-coba ujung-ujungnya penyesalan:
Gaya pacaran yang kelewatan batas selalu ditemukan niat dan tujuannya hanya sekedar bersenang-senang (belum mau ingin serius) dalam menjalani hubungan cintanya ke depan, tak heran sering dijumpai keegoisan, pertengkaran tiada henti sampai melakukan hubungan badan di luar nikah yang tidak paham risiko di belakangnya, apalagi gaya pacaran kelewatan batas sering dijumpai frustrasi berkepanjangan.
Terima kasih sahabat sudah berkunjung dan memberikan waktu luangmu untuk sejenak membaca awalnya coba-coba ujung-ujungnya penyesalan, semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan untuk kita semua. Berikan komentarnya atau ada yang ingin ditanyakan?