Melek Cinta - Logika Hubungan - 8 Hal untuk Dibahas Sebelum Nikah dengan Pasanganmu

8 Hal untuk Dibahas Sebelum Nikah dengan Pasanganmu

Your partner's true nature
Perkaya wawasan kamu semua hal tentang keintiman dalam hubungan romantis, termasuk isu bercinta. Follow Google News Melek Cinta

Ada 8 hal untuk dibahas sebelum nikah dengan pasanganmu, ini bertujuan agar kamu dan pasangan terhindar dari risiko perceraian.

Ingat, untuk menikah jangan terburu-buru atau memaksakan karena suatu sebab. Contohnya, tuntutan sosial, usia, ataupun status.

Ya, menikah itu bernilai ibadah bukan berarti melangsungkan tanpa persiapan yang matang.

Karena menikah akan menemukan banyak perbedaan, juga bersikap dewasa untuk berkompromi.

Belum lagi ekspektasi pernikahan yang jelas berbeda antara kamu dan pasangan.

Oleh karena itu, kamu dan pasangan perlu membicarakan atau menyepakati poin-poin apa saja sebelum memutuskan untuk menikah.

Mulai dari hal yang menyenangkan hingga tidak nyaman bagi kalian berdua.

Seperti yang kamu tahu, pernikahan itu menggabungkan dua orang yang berbeda karakter, visi misi, keyakinan, dan kebiasaan menjadi satu.

Ya, kamu tidak bisa lagi membuat keputusan sendiri tanpa mempertimbangkan pasanganmu (baca: tidak bisa keputusan sepihak).

Terkadang pula kamu harus mendahulukan kebutuhan pasangan ataupun pernikahanmu sebelum kebutuhanmu sendiri.

1. Apakah kamu sangat mencintai dan ingin menikahnya?

Poin ini penting yang harus ada pada dirimu dan pasangan.

Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu sangat mencintai dan ingin menikahi pasanganmu?

Apakah kamu sudah benar-benar mengenal pribadi dan kebiasaan pasanganmu?

Apakah kamu menikah karena keinginanmu sendiri bukan terpaksa?

Terpaksa di sini, kamu ditarget oleh keluargamu untuk menikah, takut kesepian, takut dikatakan perawan/perjaka tua oleh lingkungan, tuntutan ekonomi yang melatarbelakangi.

Terburu-buru menikah karena sebagian besar teman-temanmu sudah menikah, atau menikah karena hamil duluan.

Dua hal tersebut bisa membuatmu tidak bahagia dalam menjalani pernikahan nantinya.

Karena ketidaknyamanan tersebut akan membuat cintamu memudar, terutama harapan pernikahan yang kamu inginkan.

Apabila kamu tidak cocok dengan pasanganmu, maka jangan memaksakan diri untuk menikah daripada bercerai di tengah jalan.

2. Apakah kamu sudah mengenal secara akrab keluarga pasangan?

Mengenal secara akrab di sini, bukan sekadar mengenal ayah ibu atau kakak adiknya.

Namun, kamu sudah benar-benar menjadi bagian dari keluarga besarnya pasangan (baca: diterima oleh keluarganya atau orang tuanya sudah menganggap kamu sebagai anaknya sendiri).

Seperti yang kamu ketahui, kamu tidak hanya menikahi pasanganmu saja.

Namun juga, pernikahan menyatukan dua keluarga yang berbeda kebiasaan dan karakter menjadi satu kesatuan.

Kamu tidak hanya bertanggung jawab terhadap orang tuamu, tetapi juga orang tua pasangan menjadi tanggung jawabmu pula (baca: berbakti).

Selain itu, kamu juga harus mengakrabkan diri dengan saudara ipar pasanganmu maupun saudara-saudara dari keluarga besarnya.

Dengan kata lain, kamu mampu menempatkan diri dengan baik menjadi bagian dari keluarga besar pasanganmu.

Bahkan, kamu mampu bersikap bijak dan dewasa saat ada masalah keluarga.

3. Apakah kamu sudah tahu saat pasangan sedang stres?

Poin ketiga ini penting untuk kamu pahami sebelum memutuskan menikah, kamu dan pasanganmu tidak akan tahu konflik apa yang akan dihadapi setelah menikah.

Oleh karena itu, kamu harus tahu seperti apa caramu mengatasi konflik yang terjadi. Termasuk pula, cara pasangan menghadapi konflik.

Ya, kamu memahami cara pasangan dalam menghadapi dan mengatasi konflik yang terjadi begitu pula sebaliknya.

Apakah kamu/pasangan cenderung diam atau memilih menyendiri?

Apakah malah marah-marah saat terjadi konflik?

Ya, kamu dan pasangan harus paham seperti apa cara kalian menghadapi konflik yang terjadi.

4. Apakah kamu sudah mampu untuk berkompromi?

Pertanyaan ini penting untuk kamu jawab sebelum memutuskan untuk menikah.

Apakah pasanganmu sudah bisa berkompromi selama menjalani hubungan ini?

Apabila kamu atau pasangan masih mementingkan diri sendiri (baca: memaksakan kehendaknya sendiri).

Jika dilanjutkan ke arah pernikahan, maka akan terjadi ketegangan hubungan.

Jadi, sebelum kamu dan pasangan memutuskan untuk menikah. Penting untuk memperhatikan hal ini.

Ya, kamu dan pasangan harus mau beradaptasi dalam hubungannya. Contohnya, berkomunikasi yang baik dan mengatasi konflik secara sehat.

Perlu kamu ingat, menikah bukan berarti kamu harus mengubah prinsip, opini, dan keyakinan hidupmu sesuai keinginan pasangan.

Termasuk juga sebaliknya, pasangan akan mengubah sifatnya sesuai keinginan kamu.

Namun, kalian harus mencari celah untuk berkompromi terhadap hal apapun.

Baca juga: hindari aset bersama sebelum menikah.

5. Apakah kamu dapat menerima pasanganmu apa adanya?

Poin kelima ini sangat sentral bagi kamu dan pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.

Apakah kamu dapat menerima semua kelebihan dan kekurangan pasangan?

Hal yang wajar saat pacaran kamu melihat pasangan selalu berpenampilan menarik (baca: berdandan tampan atau cantik).

Nah, setelah menikah kamu harus siap untuk menerima penampilan pasangan yang sesungguhnya.

Contohnya, wajah asli pasangan tanpa berdandan, hingga kebiasaan yang sering pasanganmu lakukan di rumah sebelum menikah pasti akan terbawa juga ketika menikah.

Oleh karena itu, jangan kaget setelah menikah ada kelakuan yang berbeda tidak pernah kamu jumpai saat pacaran dulu.

Ya, setelah menikah tidak ada yang disembunyikan dari pasangan, termasuk pula sesuatu yang memalukan.

6. Apakah kamu siap berbagi masalah keuangan?

Ya, poin ini bisa dibilang penting sebelum kamu memutuskan untuk menikah.

Apa topik keuangan yang perlu kamu bahas dengan pasanganmu setelah menikah.

Ungkapkan semua pendapatmu mengenai isu-isu keuangan rumah tangga yang kamu harapkan.

Ya, kesepakatan apa yang harus kamu dan pasangan sepakati dalam mengurus keuangan rumah tangga.

Contohnya, penghasilan per bulan untuk hidup bulanan, apakah menggunakan rekening bersama? Pembagian tugas keuangan suami dan istri, siapa yang bertugas menabung?

Apakah perlu menabung untuk perencanaan liburan? Rencana untuk punya anak, investasi untuk tabungan pendidikan anak, dan dana pensiun, juga rencana ingin memiliki rumah atau kendaraan.

Masalah keuangan rumah tangga ini penting untuk kamu bahas bersama pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.

Karena banyak kasus perceraian yang terjadi akibat kedua pasangan tidak bisa mengatasi masalah keuangan dengan baik.

7. Apakah kamu sudah membicarakan rencana ingin punya anak?

Poin terpenting setelah masalah keuangan dalam rumah tangga adalah masalah keturunan.

Ada pasangan setelah menikah ingin punya anak, yang jumlahnya banyak, ada pula yang ingin punya dua orang anak.

Selain itu, ada pula pasangan yang tidak ingin punya anak dalam waktu dekat. Misalnya, berkarir atau menamatkan studinya dulu, dan lain-lain.

Nah, poin ini wajib kamu tanyakan pada pasanganmu.

Apakah kamu dan pasangan ada rencana ingin punya anak setelah menikah? Ataukah, tidak ingin punya anak dalam waktu dekat.

Jadi, pastikan dulu pada pasanganmu mengenai hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman setelah menikah nanti.

8. Apakah kamu mampu menerima kekurangan pasangan untuk beberapa tahun ke depan?

Satu dari 8 hal untuk dibahas sebelum nikah adalah kekurangan dirimu dan pasangan dalam rentang waktu ke depan.

Misalnya, tiga tahun, lima tahun, sepuluh tahun, hingga tiga puluh tahun ke depan.

Seperti yang kamu ketahui, karakter seseorang setelah menikah semakin lama akan semakin menguat.

Contohnya, waktu pacaran dulu pacarmu sangat posesif terhadap dirimu. Nah, setelah menikah sikapnya akan lebih menguat daripada pacaran dulu.

Termasuk pula, pacarmu suka melakukan kekerasan fisik dan verbal. Setelah menikah perilakunya akan lebih menguat lagi.

Jadi, kalau kamu tidak bisa mengatasi karakternya tersebut. Maka, kamu akan kewalahan untuk menghadapinya setelah menikah.

Baca juga, pacaran lama Tidak menjamin kamu akan menikah.

Kesimpulan 8 hal untuk dibahas sebelum nikah dengan pasanganmu

Menikah itu tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga menggabungkan dua orang berbeda karakter, kebiasaan, keyakinan, dan visi misi menjadi satu.

Jangan terburu-buru menikah atau terpaksa karena suatu sebab, seperti tuntutan orang tua, lingkungan sosial, usia, ataupun status.

Karena menikah kamu dan pasangan akan menemukan banyak perbedaan yang terjadi, oleh sebab itu diperlukan sikap dewasa untuk berkompromi.

Belum lagi, kamu harus berhadapan dengan ekspektasi pernikahan pasangan yang jelas berbeda dengan dirimu.

Oleh karena itu, kamu dan pasangan perlu menyepakati poin-poin apa saja sebelum memutuskan untuk menikah.

Apabila kamu masih punya impian yang belum terwujud. Maka, lakukan saja sebelum memutuskan untuk menikah.

Apabila kamu memutuskan untuk menikah sebelum mewujudkan impianmu, dikhawatirkan kamu mudah insecure terhadap pernikahanmu karena kamu merasa telah membuang impianmu.

Semoga 8 poin yang harus dibahas sebelum menikah di atas bisa membantu kamu dan pasangan.

Kalau kamu suka artikel ini, silakan share, like, dan subscribe.

Jangan lupa sharing ke Facebook, Twiiter, Line, WhatsApp, grup-grup WA-mu, dan teman-temanmu supaya banyak belajar dari ilmu-ilmu cinta seperti ini.

Kalau kamu punya pengalaman yang sama, please berikan komentarnya bisa jadi kita punya pengalaman yang sama.

Salam cinta dari kisahcintasejati.com, kak follow ya Instagram @ruang cinta.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.